Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Cambukan Api Mendunia: Restuan Lubis

Restuan Lubis atau akrab disapa Restu seorang anak desa yang berhasil bertualang dan menimba ilmu di luar negeri.

|
Penulis: CitizenReporter | Editor: Sukmawati Ibrahim
zoom-inlihat foto Cambukan Api Mendunia: Restuan Lubis
citizen reporter
Restuan Lubis atau akrab disapa Restu seorang anak desa yang berhasil bertualang dan menimba ilmu di luar negeri.

Dengan penemuannya yang berhasil menemukan inovasi obat diabetes berbentuk permen. 

Dikompetisi selanjutnya, ia dengan rekannya Aprilia Fatma Ely kembali meraih medali emas di ajang Investor's Day dalam kategori Health-Medicine digelar oleh National Research Council of Thailand di tahun 2015.

Permen itu diberi nama "Abracadabra Slim" dibuat khusus untuk penderita obesitas. 

Hadiah umroh yang ia inginkan pun terwujud, dan berkesempatan untuk berangkat umroh bersama rektornya. Restu berniat untuk memberikan hadiah umroh itu untuk ibunya saja karena itu merupakan keinginannya sejak awal, namun sang ibu menolak.

Dengan alasan ibu Restu masih malu untuk pergi sama orang lain meskipun namanya sudah di daftarkan. Pada saat Restu lah yang berangkat pergi umroh bersama rektornya. 

Sambari menjalankan S1 nya, ia juga mempersiapkan kehidupannya untuk keinginan selanjutnya agar bisa berkuliah di luar negeri.

Salah satu caranya, pada saat itu ada beasiswa bernama LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

Di semester 4 dia sadar bahwa untuk mendapatkan beasiswa itu harus punya leader atau kepemimpinan, menjadi asisten dosen sebagai prinsip pengabdian masyarakat dan ia menjadi ketua UKM Perisai di UMI. 

Selain persiapan itu, dalam bidang akademik nilai juga harus ia jaga, semenjak semester satu sampai semester empat IPK Restu menyentuh nilai sempurna alias 4.00.

Dengan nilai seperti itu tak heran jika Restu menyelesaikan S1 nya dengan waktu tiga tahun setengah. 

Dalam urusan pertemanan di perkuliahan, Restu termasuk paling rendah secara Ekonomi, jurusan farmasi pada saat itu memang terkenal dengan mahasiswa elit.

Maka dari itu ia harus pintar-pintar memanfaatkan keadaan. Ia pernah mengerjakan tugas teman-temannya seperti laporan yang dibuat menjadi tiga versi, tetapi mereka saling mengerti dan menyediakan makanan buat restu.

Adapun hasil dari beasiswa maupun lomba-lomba yang Restu ikuti ia tabung dan dikirim kepada orang tuanya. 

Setelah semua persyaratan LPDP rampung, Restu langsung mendaftarkan diri dan alhamdulillahnya langsung diterima dalam satu kali percobaan.

Walaupun ia tak memiliki kemampuan bahasa Inggris maupun bahasa lain tapi ia unggul dalam hal leadership, pengabdian masyarakat, dan lain-lain.

Hal yang menjadi kekuatan utama Restu untuk lolos LPDP adalah ia selalu meminta didoakan oleh ibunya. 

Sebelum tes LPDP, Restu meminjam Uang kepada para sahabatnya yang mayoritas orang berada sebanyak 500 ribu untuk ia pakai tes Toefl.

Setelah mendapatkan uang keberangkatan sebesar 50jt dari LPDP ia bergegas mengembalikan uang itu kepada temannya.

Uang yang seharusnya ia pakai untuk beli kebutuhan seperti baju dan lain-lain, justru ia gunakan untuk mendaftarkan haji kedua orang tuanya. 

Akhirnya ia bisa kuliah di University College London dengan mengambil prodi Drug Design MRes.

Satu prinsip dari ibunya ketika ia berkuliah diluar negeri berbekal dari suku mandar bahwa ia harus berani dan jangan jadi pengecut.

Sewaktu adaptasi dengan lingkungan baru ia tidak terlalu kesusahan karena sewaktu S1 sudah sering ikut lomba internasional, apa lagi di Landon orangnya beraneka ragam.

Berbeda dengan makanan, tiga bulan pertama Ia mengalami mencret akibat tidak adanya nasi, sehingga membuatnya jarang makan. 

Sebelum ia menyelesaikan S2 nya, Restu kembali mendaftarkan diri untuk beasiswa S3 nya, ia mendaftar di banyak tempat seperti Australia, Jerman, Spain, dan alhamdulillahnya lulus semua hingga ia sisa memilih.

Tapi ia lebih memilih di Jerman dengan S3 berbasis industri bukan lagi di kampus. Hal itu sejalan dengan pemikirannya bahwa "buat apa susah-susah kuliah di kampus kalau ujung-ujung bakalan ke perusahaan". 

Sekarang ia menjalankan S3 nya di Lead Discovery Center GmbH Perusahaan bioteknologi di Dortmund, Jerman dengan prodi Industrial PhD.

Proyek yang ia kerjakan pada saat S3 ini merupakan proyek yang besar yaitu fokus menemukan obat untuk kanker menggunakan robot.

Hal yang ia kerjakan mulai dari penemuan, tes hingga pengaplikasiannya pada kanker.

Berkat hal itu ia mendapatkan penghargaan pada level industri sebagai peneliti yang memiliki impact. 

Kategori yang diraih merupakan peneliti yang mempunyai impact terhadap dunia dan sosial.

Penghargaan itu diberikan kepadanya bukan hanya riset yang ia lakukan masif tetapi juga mempunyai impact sosial melalui startup yang ia bikin bernama klikpeneliti.id.

Maka dari situ startup itu dihitung sebagai impact terhadap sosial. 

Ia diberi kesempatan untuk memaparkan tentang kehidupan dan penelitiannya di hadapan para profesor, para bos-bos perusahaan obat dunia seperti JSG, Novartis, Astrazeneca 

Restuan lubis selalu menanamkan pada dirinya jika memasang target harus selalu tinggi atau high, jika jatuh pun setidaknya mendapatkan yang medium.

Seperti kata peribahasa bahwa bermimpilah setinggi langit, kalaupun jatuh kamu akan menikmati bintang-bintang. (*)

 
 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved