Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Cambukan Api Mendunia: Restuan Lubis

Restuan Lubis atau akrab disapa Restu seorang anak desa yang berhasil bertualang dan menimba ilmu di luar negeri.

|
Penulis: CitizenReporter | Editor: Sukmawati Ibrahim
zoom-inlihat foto Cambukan Api Mendunia: Restuan Lubis
citizen reporter
Restuan Lubis atau akrab disapa Restu seorang anak desa yang berhasil bertualang dan menimba ilmu di luar negeri.

Setelah kejadian itu, ia berfokus pada sekolahnya. 

Singkat cerita, saat bersekolah ia selalu mengikuti lomba-lomba dan mendapatkan dua kali peringkat satu umum saat berseragam biru putih di SMPN 3 Pasangkayu (sekarang SMPN 1 BARAS).

Hal yang membuat nya semakin semangat untuk mendapatkan prestasi saat itu adalah hadiah yang akan didapatkan, seperti sepatu dan baju baru. 

Di SMP juga ia mengikuti Lomba Karya tulis, dan hasil perlombaan itu ia sisihkan untuk ibunya.

Hal ini selalu ia lakukan untuk mendapatkan doa keberuntungan dari ibunya, Restu selalu menginginkan sesuatu yang instan, menurutnya instan yang dimaksud adalah keberuntungan.

Dan keberuntungan tidak datang bersamaan, membutuhkan kerja keras dan hal yang lain. 

Ia melanjutkan sekolahnya di kota Pasangkayu tepatnya di SMAN 1 Pasangkayu pada saat itu dengan merantau ke rumah teman dari teman kakak iparnya yang tinggal di Pasangkayu.

Saat Itu, Restu banyak mengikuti perlombaan.

Ia menjadi leader pramuka, ikut Olimpiade Biologi dan Matematika, uniknya ia mengikuti lomba dengan niat untuk mendapatkan uang saku serta baju Olimpiade agar bisa ia kenakan sehari-hari.

Ia merasa lebih bangga dan beda kelas mengenakan baju Olimpiade yang tidak bisa dibeli orang lain daripada kawan-kawannya yang mengenakan baju bermerk seperti Nike. 

Selesai SMA, ia melanjutkan studinya di Universitas Muslim Indonesia dengan mengambil jurusan Farmasi. Semasa kuliah, Restu melihat disekitarnya banyak orang yang kerja sampingan untuk berkuliah, berbeda dengannya yang berpikiran bahwa pasti bisa mendapatkan penghasilan dengan akademik.

Maka dari itu ia kembali ikut lomba dan kompetisi, seperti ikut Mawapres atau Mahasiswa Berprestasi sampai beasiswa. 

Semasa S1 ia mendapatkan beasiswa dari rektor, selain beasiswa dari rektor ia juga mendapat beasiswa di luar kampus seperti beasiswa pertamina dan beasiswa Dikti yang tidak kontrak.

Dari hasil itu, Restu bisa membeli motor untuk ia gunakan kuliah selama di Makassar. Sampai ia mendengar bahwa ada hadiah umroh bagi yang mendapatkan juara satu internasional. 

Saat itu juga ia ikut dalam kompetisi internasional dan berhasil menyabet medali emas pada Kompetisi Ilmiah, yang diikuti oleh peserta seluruh dunia di China pada tahun 2014.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved