Istana Kedatuan Luwu Dilirik Capres, Firdaus: Kedatuan Luwu Harus Punya Bargaining Posision
Pada September 2023 lalu, capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan sudah menjajakan kakinya ke Istana Kedatuan Luwu.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Istana Kedatuan Luwu, Kota Palopo, Sulawesi Selatan menjadi magnet bagi para pasangan calon presiden (capres).
Pada September 2023 lalu, capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan sudah menjajakan kakinya ke Istana Kedatuan Luwu.
Anies bersama sang istri disambut ratusan simpatisan saat tiba di Bandara Bua, Luwu.
Alumnus UGM itu sowan ke Istana Kedatuan Luwu untuk melaksanakan prosesi Mappasebbi.
Prosesi Mappasebbi dikenal sebagai upacara penghormatan yang dilakukan kepada tuan rumah.
Selain itu, Mappasebbi juga dimaksudkan untuk meminta restu kepada YM Datu Luwu Andi Maradang Mackulau Opu Daeng Ripajung.
Saat itu, Anies juga diberikan badik dari Istana Kedatuan Luwu.
Badik yang diberikan istana kepada Anies punya nama La Paddenring yang artinya sandaran.
Penyerahan badik La Paddenring disaksikan langsung mansung Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja.
Dua bulan selepas Anies meninggalkan Istana Kedatuan Luwu, capres Ganjar Pranowo juga tak mau kalah.
Ganjar dijadwalkan bakal bertandang ke Istana Kedatuan Luwu pada, Minggu (26/11/2023).
Serupa dengan Anies, Ganjar juga melakukan prosesi Mappasebbi.
Sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia, peran sentral YM Datu Luwu Andi Maradang Mackulau dianggap berpengaruh.
Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad mengaku, Sulsel menjadi wilayah geopilitik yang diperebutkan setiap kontestan capres-cawapres.
Ini dibuktikan dengan blusukannya pasangan capres di Sulsel dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
"Kita bersyukur Sulsel menjadi wilayah yang disambangi pasangan capres. Hal ini menegaskan, secara geopolitik masyarakat Sulsel sangat kuat. Dan itu menjadi magnet bagi capres agar bisa meraih dukungan," jelasnya, Kamis (23/11/2023).
Kata Firdaus, posisi YM Andi Maradang Mackulau sebagai Datu Luwu bisa jadi dilirik untuk menggalang dukungan bagi masyarakat Luwu Raya.
Tetapi menurut Firdaus, alih-alih hanya menjadi sarana capres mendulang suara, Istana Kedatuan Luwu harus memiliki bargaining posision.
"Kedatangan pasangan capres di Kedatuan Luwu harus dibarengi dengan burgening posision. Tidak hanya nanti diberi gelar kedatuan misalnya. Tetapi Kedatuan Luwu juga harus memberikan saran untuk arah pembangunan Indonesia kedepan," terangnya.
"Contoh misalnya bagaimana kita melihat fasilitas jalan dari Luuwu ke makassar misalnya, apakah sudah baik atau belum. Bagaimana dengan akses pesawat terbang ke Luwu, itu yang harus ditekankan juga," tambahnya.
Firdaus menambahkan, perangkat Istana Kedatuan Luwu nantinya bisa memberikan kesempatan yang sama bagi setiap kontestan capres.
Hal itu bertujuan, agar masyarakat Luwu bisa mendapat pendidikan politik dalam menghadapi Pemilu 2024 kelak.
"Kemudian, di sisi lain, diharapkan kita tidak terjebak pada polarisasi. Begitu juga dengan Kedatuan Luwu. Kita mau, para kontestan capres ini diberi kesempatan yang sama, agar menjadi wadah pendidikan politik bagi masyarakat Luwu khususnya," tutupnya.
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana
24 PSU Jadi Alarm, Taufan Pawe Desak Penyelenggara Pemilu Lebih Transparan |
![]() |
---|
Paket Jalan Luwu Raya, Toraja, Bantaeng dan Maros Masuk APBD 2026 |
![]() |
---|
Kondisi Memprihatinkan SDN 598 Kadong-kadong, Lebih dari 15 Tahun Tanpa Perbaikan |
![]() |
---|
Dokter di Luwu Tersangka Pelecehan Pasien, Status ASN Terancam Dicabut |
![]() |
---|
9 Bulan 3 Kasus Remaja Akhiri Hidup di Luwu, Kriminolog UNM Ingatkan Peran Keluarga dan Sosial Media |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.