Opini
Kota Tanpa Pacaran
Namun, ide ini sebenarnya dapat menjadi panggung untuk memutus zina dikalangan remaja hingga orang dewasa.
Ini bisa mengarah pada ketidakstabilan keuangan, terutama pada usia muda.
Terlalu bergantung pada pasangan dalam hubungan pacaran dapat menghalangi perkembangan kemandirian emosional.
Ini dapat membuat individu kehilangan identitas mereka sendiri dan merasa kehilangan ketika hubungan berakhir.
Di beberapa masyarakat, tekanan dari teman sebaya dan budaya yang mendukung hubungan romantis dapat menyebabkan individu merasa terpaksa untuk pacaran.
Ini mengurangi kebebasan memilih jalur hidup yang sesuai dengan nilai-nilai dan ambisi pribadi.
Oleh karena itu, konsep Kota Tanpa Pacaran dapat menjadi lingkungan yang mengedepankan pengembangan diri.
Bukan hanya mengandalkan kebahagiaan dari hubungan dengan orang lain, individu dalam komunitas ini akan diilhami untuk meraih kesuksesan pribadi, mengejar hobi, dan menggapai tujuan hidup.
Dalam mengenal dan mencintai diri sendiri dengan lebih baik, mereka juga akan dapat memberikan yang terbaik dalam hubungan yang mungkin akan mereka bentuk di masa depan.
Tentu saja, seperti setiap konsep, Kota Tanpa Pacaran juga memiliki tantangan tersendiri.
Mungkin ada rasa kesepian atau tekanan sosial yang muncul, terutama di tengah masyarakat yang masih menganut norma pacaran konvensional.
Namun, jika ide ini diterapkan dengan bijak, dengan pendekatan yang inklusif dan mendukung, maka dampak positifnya dapat melebihi hambatannya.
Kota Tanpa Pacaran bukanlah tentang menghindari hubungan asmara, tetapi lebih kepada mengubah cara kita mendekati dan membangun hubungan tersebut.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, merayakan kualitas hubungan yang lebih dalam dan bermakna adalah langkah penting untuk menjaga kemanusiaan kita tetap autentik.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW memerintahkan agar pihak-pihak yang melakukan pernikahan melihat atau mengetahui calon jodoh yang akan dinikahinya alias tak seperti membeli ‘kucing dalam karung’.
Pendapat ini berdasarkan hadits Rasulullah yang berbunyi, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Berkata seorang laki-laki sesungguhnya ia telah meminang seorang permpuan Anshar, maka berkata Rasulullah kepadanya: “Apakah engkau telah melihatnya? Laki-laki itu menjawab: “Belum”.
Berkata Rasulullah: “Pergilah dan perhatikan ia, maka sesungguhnya pada mata perempuan Anshar ada sesuatu.” (HR. an-Nasa’i, Ibnu Majah, at-Tirmizi).(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.