Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akademisi Unismuh Makassar Tawarkan Solusi Antrian Haji Menumpuk Hingga Puluhan Tahun

Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengajak para tokoh masyarakat yang hadir untuk membantu BPKH dalam menyosialisasikan BPIH

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Diseminasi Pengelolaan Keuangan Haji dengan Stakeholder Perhajian di Hotel Rinra Makassar Sabtu, 23 September 2023. 

Kabag TU Kemenag Sulsel Ali Yafid menyinggung tingginya antusiasme masyarakat di Sulsel untuk menunaikan ibadah haji.

Di Sulsel, katanya, daftar antrian jamaah haji mencapai 240 ribu orang, dengan masa tunggu 34 tahun.

“Kuota kita hanya sekitar 7200 per tahun, jadi jika mendaftar sekarang butuh 34 tahun baru bisa berangkat,” ungkapnya.

Namun, lanjutnya, data itu, masih rata-rata tingkat provinsi.

Jika dilihat pada tingkat kabupaten, masa tunggunya bervariasi.

“Masa tunggu terlama, di Kabupaten Bantaeng, mencapai 47 tahun. Sementara untuk daftar tunggu paling singkat, yakni Kabupaten Luwu hanya 22 tahun,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Ali Yafid, dosen Unismuh Makassar Hadisaputra menyampaikan beberapa tawaran solusi untuk memperpendek waktu antrian.

Ia meminta agar Pemerintah Indonesia mendorong Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi (KTT) untuk merevisi penetapan kuota haji.

“Selama ini, payung hukum penentuan kuota jamaah haji tiap negara adalah KTT OKI tahun 1987 yakni menggunakan rasio 1:1000. Mungkin perlu direvisi dengan memperhatikan daftar pendaftar haji di masing-masing negara,” ungkap Dosen Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar itu.

Hadi juga meminta pemerintah memperketat regulasi bagi jamaah yang telah pernah menunaikan ibadah haji.

“Jika pada masa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dibatasi ada waktu jeda hingga 10 tahun, mungkin sekarang perlu dikeluarkan aturan yang tidak membolehkan sama sekali. Kecuali, kalau mau lewat jalur haji khusus, silakan saja,” tambahnya.

Ia juga mendorong agar pemerintah membuat regulasi, bagi masyarakat yang memiliki pendapatan besar, didorong melalui jalur haji khusus, tidak melalui haji reguler.

Terakhir, Hadi juga menyebut, haji bukan sekadar ritual ibadah, namun ada juga dimensi sosial.

“Di Sulsel, status haji akan menaikkan strata sosial seseorang. Jadi ada juga motivasi ekstrinsik yang mendorong orang berbondong-bondong mendaftar haji. Kemenag perlu melibatkan budayawan, untuk memikirkan strategi kebudayaan untuk meluruskan niat haji, setidaknya bisa meluruskan niat berhaji,” tutup Hadi, sembari tersenyum.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved