Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bentrok Polisi Vs Warga Rempang

Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Bentrok dengan Warga Rempang Batam, Siswa Pingsan Guru Panik

Aksi polisi menembakkan gas air mata saat terjadi bentrok dengan warga Rempang disorot netizen hingga viral di media sosial.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Kolase: Bentrok antara warga dan tim gabungan di Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya pecah. Ratusan orang yang mengaku masyarakat setempat memblokir jalan karena menolak masuknya tim gabungan yang hendak melakukan pengukuran lahan di Pulau Rempang tersebut.(DOK BP BATAM), serta capture video viral siswi SMP dibawa ke RS karena terkena gas air mata (Twitter 

Uap gas air mata yang ditembakkan ke udara oleh aparat terbawa ke kawasan sekolah dan membuat para siswa dan guru nyaris pingsan. Par guru segera mengungsikan siswa keluar dari dalam kelas.

Namun ada siswa yang tidak mampu menahan uap gas air mata mereka pingsan di dalam kelas.

“Kami sangat kaget pak, gak tau awalnya gimana pass saat saya mengajar tiba-tiba udara tak sedap memekik pernapasan,” ujar seorang guru SMP N 22, Delia kepada Tribun.

Dia yang sedang mengajar seketika melihat suasana mendadak berubah, udara menyelimuti ruang kelas membuat pernapasan sesak dan mata pedih.

“Kayak mau mati rasanya. Langsung lah kami sama anak anak berhamburan keluar. Di luar ruangan kelas pun hal yang sama terjadi. Terpaksa kami bawak anak-anak masuk ke hutan,” ujar Delia menceritakan kejadian saat itu. 

Delia menyaksikan betul kondisi beberapa siswa yang terjatu pingsan.

Namun ia bersama guru lainnya berusaha menyelamatkan ratusan siswa agar tidak terjebak dalam udara gas air mata.

“Tadi gak terbayangkan pak. Banyak juga anak anak siswa yang sampai lompat pagar, masuk hutan bersembunyi,” tuturnya. 

Pelajar SD ketakutan

Kejadian itu juga membuat sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) di Pulau Rempang ketakutan.

Arsyid, salah seorang guru di di SD Pulau Rempang, langsung berinisiatif mengumpulkan seluruh siswa di satu kelas.

Anak didiknya berteriak histeris saat terdengar suara bentrokan di sekitar sekolah mereka.

“Saat itu sedang proses belajar mengajar. Namun, setelah terdengar suara letupan seperti suara pistol, anak yang sebelumnya tenang belajar, seketika berteriak histeris," kata Arsyid.

"Makanya kami para guru langsung berinisiatif mengumpulkan anak-anak di satu ruangan,” kata Arsyid.

Para pelajar kemudian dijemput orangtua mereka.

“Alhamdulillah, para orang tua spontan menjemput anak-anak mereka, karena lokasi gedung sekolah cukup dekat sekali dengan lokasi kericuhan yang terjadi,” papar Arsyid.

“Untuk yang tidak dijemput, kami ungsikan ke rumah warga terdekat, karena sebagian anak-anak ada yang sudah menangis hingga tersedu-sedu,” ungkap Arsyid. (*)

Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.com/ Maya Citra Rosa)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved