Bentrok Polisi Vs Warga Rempang
Polisi Tembakkan Gas Air Mata saat Bentrok dengan Warga Rempang Batam, Siswa Pingsan Guru Panik
Aksi polisi menembakkan gas air mata saat terjadi bentrok dengan warga Rempang disorot netizen hingga viral di media sosial.
TRIBUN-TIMUR.COM - Polisi kembali jadi sorotan.
Aksi polisi menembakkan gas air mata saat terjadi bentrok dengan warga Rempang disorot netizen hingga viral di media sosial.
Baca juga: Viral Detik-detik Mencekam Siswa Dievakuasi saat Bentrok Polisi Vs Warga Rempang, Kena Gas Air Mata
Atas kejadian tersebut, sejumlah siswa SMP pingsan karena gas air mata.
"Alerta!!! Dapat kiriman video dari temen-temn guru di Batam kondisi sekolah yang ditembakan gas air mata.
Pendekatan kekerasan dalam konflik agraria yang mengorbankan sekolah dan siswa, tidak bisa dibenarkan.
Aparat sudah melampau batas," tulis pemilik akun @zanatul_91, Kamis (7/9/2023), dikutip Tribun-Timur.com.
DIketahui, terjadi bentrok antara warga Rempang vs aparat terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Satpol PP di Pulau Rempang, Kamis (7/9/2023).
Warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut.
Kejadian ini mengakibatkan sejumlah siswa histeris ketakutan.
Kondisi memanas terjadi di Jembatan IV Barelang Batam, membuat polisi terpaksa menembakkan gas air mata karena warga Rempang mencoba melawan.
Ratusan warga memblokir jalan Jembatan IV Barelang Batam menolak tim gabungan yang datang untuk mengukur dan memasang batok di Pulau Rempang.
Pemblokiran dilakukan warga dengan membakar sejumlah ban dan merobohkan pohon di akses jalan menuju kawasan Rempang.
Petugas tetap memaksa masuk untuk memasang patok, dan menembakkan gas air mata untuk melerai kericuhan.
Siswa SMP pingsan terkena gas air mata
Akibatnya, sejumlah siswa SMPN 22 yang berjarak 100 meter dari ruas Jalan Trans Barelang turut menjadi korban bentrok tersebut.
Uap gas air mata yang ditembakkan ke udara oleh aparat terbawa ke kawasan sekolah dan membuat para siswa dan guru nyaris pingsan. Par guru segera mengungsikan siswa keluar dari dalam kelas.
Namun ada siswa yang tidak mampu menahan uap gas air mata mereka pingsan di dalam kelas.
“Kami sangat kaget pak, gak tau awalnya gimana pass saat saya mengajar tiba-tiba udara tak sedap memekik pernapasan,” ujar seorang guru SMP N 22, Delia kepada Tribun.
Dia yang sedang mengajar seketika melihat suasana mendadak berubah, udara menyelimuti ruang kelas membuat pernapasan sesak dan mata pedih.
“Kayak mau mati rasanya. Langsung lah kami sama anak anak berhamburan keluar. Di luar ruangan kelas pun hal yang sama terjadi. Terpaksa kami bawak anak-anak masuk ke hutan,” ujar Delia menceritakan kejadian saat itu.
Delia menyaksikan betul kondisi beberapa siswa yang terjatu pingsan.
Namun ia bersama guru lainnya berusaha menyelamatkan ratusan siswa agar tidak terjebak dalam udara gas air mata.
“Tadi gak terbayangkan pak. Banyak juga anak anak siswa yang sampai lompat pagar, masuk hutan bersembunyi,” tuturnya.
Pelajar SD ketakutan
Kejadian itu juga membuat sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) di Pulau Rempang ketakutan.
Arsyid, salah seorang guru di di SD Pulau Rempang, langsung berinisiatif mengumpulkan seluruh siswa di satu kelas.
Anak didiknya berteriak histeris saat terdengar suara bentrokan di sekitar sekolah mereka.
“Saat itu sedang proses belajar mengajar. Namun, setelah terdengar suara letupan seperti suara pistol, anak yang sebelumnya tenang belajar, seketika berteriak histeris," kata Arsyid.
"Makanya kami para guru langsung berinisiatif mengumpulkan anak-anak di satu ruangan,” kata Arsyid.
Para pelajar kemudian dijemput orangtua mereka.
“Alhamdulillah, para orang tua spontan menjemput anak-anak mereka, karena lokasi gedung sekolah cukup dekat sekali dengan lokasi kericuhan yang terjadi,” papar Arsyid.
“Untuk yang tidak dijemput, kami ungsikan ke rumah warga terdekat, karena sebagian anak-anak ada yang sudah menangis hingga tersedu-sedu,” ungkap Arsyid. (*)
Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.com/ Maya Citra Rosa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.