Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kondisi Terbaru Arpah Perawat Puskesmas Bua Luwu Usai Dianiaya Keluarga Pasien, Kini Diistirahatkan

Pengeroyokan itu dilakukan salah satu anggota keluarga pasien kecelakaan lalau lintas yang saat itu ditangani Puskesmas Bua.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar
Kolase Tribun Timur/video viral
Tangkapan layar pemukulan kerabat korban kecelakaan lalu lintas kepada salah satu perawat di Puskesmas Bua, Luwu dan Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muhammad Saleh 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Arpah perawat Puskesmas Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan menjadi korban pengeroyokan.

Pengeroyokan itu dilakukan salah satu anggota keluarga pasien kecelakaan lalau lintas yang saat itu ditangani Puskesmas Bua.

Kronologi pengeroyokan Arpah bermula saat dirinya meminta sebagian keluarga pasien untuk menunggu di luar.

Sebab, saat itu, kondisi ruangan Puskesmas Bua sudah penuh sesak dengan kehadiran keluarga pasien.

Kondisi itu, menurut Kepala Puskesmas Bua Bambang Irawan tentu menyulitkan penanganan medis bagi pasien.

Sehingga tindakan yang dilakulan Arpah, sambung Bambang, sudah tepat dilakukan.

"Nah adek kita ini menegur. Baik-baik juga bahasanya. Minya kalau bisa sebagian keluarga pasien keluar. Karena sedang ada penanganan medis ke pasien. Karena penuh sesak, tenaga medis mulai kerepotan," jelasnya.

Dengan adanya insiden tersebut, kata Bambang, pelayanan medis di Puskesmas Bua masih tetap berjalan.

"Masih, pelayanan medis masih buka setelah insiden itu," ujarnya, Senin (28/8/2023).

Namun kata Bambang, Arpah saat ini masih diistirahatkan dari tanggung jawabnya sebagai perawat.

"Kita lepas tugaskan dulu sementara dari tugasnya di Puskesmas," pungkasnya.

Menurutnya, Arpah diberikan kesempatan untuk istirahat agar memulihkan kondisi fisik dan mentalnya.

"Sampai kondisi psikologis dan fisiknya siap untuk bertugas kembali," terang Bambang.

Terpisah, Ketua DPW PPNI Sulsel Abdul Rakhmat menyampaikan kekecewaanya kepada kasus yang menimpa Arpah.

Kata Rakhmat, insiden tersebut bukan tak mungkin membawa trauma bagi perawat lain.

"Pertama bahwa posisi perawat sebagai garda terdepan dalam menolong masyarakat. Dengan adanya perilaku oknum seperti yang terjadi di Puskesmas Bua membuat teman teman merasa tidak aman dan nyaman memberikan pelayanan kepada masyarakat," jelasnya di Gedung Graha Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Jl Adhyaksa, Makassar, Minggu (27/8/2023).

Menurut Rakhmat, pihaknya menunutut agar pihak berwajib bisa mengusut tuntas kasus tersebut.

"Oleh karena itu, tentu harapan kami sebagai Ketua DPD PPNI Sulsel pihak berwajib bisa mengusut tuntas selain sebagai masyarakat yang mendapatkan posisi yang sama di mata hukum, bahwa ini adalah kekerasan yang didapatkan teman sejawat kami," terangnya.

Dirinya menambahkan, kejadian pemukulan Arpah perawat Puskesmas Bua sudah sampai ke telinga nasional.

Rakhmat mengaku, gelombang dukungan datang dari hampir semua pengurus DPW PPNI se Indonesia.

"Jadi secara umum kami dari DPW PPNI Sulsel mengutuk keras kekerasan yang terjadi dan kasus ini sudah diketahui nasional.

Hampir seluruh ketua-ketua DPW PPNI se Indonesia merespon yang sama dan tentu kita berharap kehadiran pemerintah dalam memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi perawat karena tugas dia untuk menolong masyarakat," ujarnya.

Rakhmat menggambarkan, perilaku yang dialami Arpah melukai hati seluruh perawat yang ada di Indonesia.

"Spirit kami itu satu perawat terluka berarti seluruh perawat terluka," pungkasnya.

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved