Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teroris di BUMN

Deretan Kasus Teroris di BUMN Pimpinan Erick Thohir, Mulai Kimia Farma, PLN hingga PT KAI

Ternyata, sebelum penangkapan DE karyawan PT KAI perusahan BUMN pimpinan Erick Thohir, sebelumnya juga sudah pernah terjadi.

Editor: Ansar
Kompas.com
Foto tersangka terorisme yang juga karyawan PT KAI, inisial DE dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).(KOMPAS.com/Rahel) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Deretan kasus teroris yang bersarang di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ternyata, sebelum penangkapan DE karyawan PT KAI perusahan BUMN pimpinan Erick Thohir, sebelumnya juga sudah pernah terjadi.

Dua kasus teroris di BUMN sebelumnya yakni, Kimia Farma dan Krakatau Steel.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan seorang terduga teroris berinisial DE di Bekasi, Jawa Barat pada Senin (14/8/2023).

DE disebut merupakan pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Menurut penelusuran Tim Densus 88 Polri, DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan aktif melakukan propaganda di media sosial.

Baca juga: Penyamaran DE Teroris Jebolan ISIS di BUMN Berakhir, Beraksi Saat Erick Thohir Sibuk

Selain itu, pelaku juga memiliki banyak senjata api rakitan, lengkap dengan amunisinya.

Penangkapan ini menambah catatan panjang pegawai BUMN yang terseret kasus terorisme.

Berikut kasus-kasus terorisme yang menyeret pegawai BUMN:

1. Kimia Farma

Pada 10 September 2021, Densus 88 menangkap terduga teroris berinisial S di Harapan Jaya Bekasi Utara.

Diketahui, S merupakan karyawan di Kimia Farma dan mengelola sebuah yayasan yatim piatu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (15/9/2021).

S disebut bergabung dengan Perisa Nusantara Esa, sayap dari organisasi Jamaah Islamiyah dan berperan sebagai penggalang dana.

Selain itu, S juga pernah menjadi pembina di Perisai Nusantara Esa pada 2020 dan pernah bergabung dalam Tholiah Jabodetabek.

Tholiah adalah bidang pengamanan orang dan aset milik Jamaah Islamiyah.

2. Krakatau Steel

Tim Densus 88 juga pernah menangkap seorang pegawai BUMN PT Krakatau Steel (Persero) pada 13 November 2019 di wilayah Provinsi Banten.

Penangkapan ini diduga terkait jaringan teroris di Banten.

Pihak Krakatau Steel menuturkan, pegawai tersebut menduduki posisi staf setingkat supervisor, bukan petinggi atau level manajemen, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (14/11/2019).

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, terduga teroris bukan lagi bagian dari BUMN.

Hal itu dinilai sesuai dengan hukum yang berlaku.

Erick mengatakan, kejahatan terorisme merupakan kejahatan yang menimbulkan kerusakan dan korban.

"Apabila secara hukum, yang bersangkutan terbukti bagian dari aksi teror, maka serta-merta orang tersebut bukan lagi menjadi bagian dari Kementerian BUMN," ujar Erick dalam keterangan resmi, Jumat (15/11/2019).

Sebelumnya, seorang karyawan PT Krakatau Steel Tbk yang merupakan salah satu perusahaan BUMN ditangkap Densus 88 karena diduga sebagai teroris.

Erick menegaskan, tindakan terorisme merupakan musuh bagi setiap orang.

Dia pun mendukung aparat keamanan untuk memberantas terorisme.

"Saya mendukung kerja polisi dan semua aparat guna memerangi terorisme, di mana pun itu," sebut dia.

Pada Rabu (13/11/2019), Tim Densus 88 Antiteror mengamankan empat orang terduga teroris di wilayah Provinsi Banten.

Satu di antara yang ditangkap merupakan karyawan PT Krakatau Steel.

Utama mengatakan, karyawan yang ditangkap adalah level staf setingkat supervisor.

"Yang bersangkutan adalah karyawan level staf setingkat supervisor, bukan petinggi atau level manajemen di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk," sebutnya.

Krakatau Steel menyerahkan sepenuhnya kasus itu pada proses hukum yang berlaku.

3. PLN

Pada 27 Juli 2018, Tim Densus 88 menangkap lima terduga teroris di Pekanbaru, Riau.

Salah satu pelaku berinisial AHD merupakan pegawai PLN, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (29/7/2018).

AHD diduga bertugas sebagai donatur dalam aksi terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada 2018.

Pelaku disebut berdomisili di Jalan Karya Mandiri Kelurahan Perhentian Raja, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau.

Berdasarkan pengakuan Ketua RT setempat, AHD disebut menunjukkan perubahan perilaku dalam empat tahun terakhir dan jarang mengikuti kegiatan.

Padahal, AHD sebelumnya dikenal suka bergaul dan nongkrong dengan warga sekitar.

4. Terbaru di PT KAI.

Teroris di PT KAI adalah Dananjaya Erbaning, yang biasa dipanggil DE.

DE ditangkap oleh tim Densus 88 di tempat tinggalnya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ahli dalam bidang analisis terorisme, Islah Bahrawi, mengungkapkan bahwa penangkapan DE alias Danan alias Abu Nibras, yang ternyata merupakan seorang karyawan PT KAI, menjadi peringatan serius bagi Menteri BUMN Erick Thohir serta seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Islah Bahrawi juga menggarisbawahi bahwa beberapa perusahaan BUMN telah diidentifikasi sebagai tempat yang mungkin dimanfaatkan oleh elemen teroris.

Penangkapan DE alias Danan alias Abu Nibras oleh tim Densus 88 di Bekasi Utara pada Senin (14/8/2023) secara tegas mengonfirmasi pernyataan tersebut.

DE, yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai di PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), sebuah perusahaan BUMN yang sangat besar, menjadikan situasi ini semakin mendalam.

Melalui akun Twitter pribadinya, Islah Bahrawi menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk membangunkan kesadaran dalam Kementerian BUMN dan mempertimbangkan dampak serius dari potensi infiltrasi teroris ke dalam lingkungan BUMN.

"Saya hanya ingin mengetuk kesadaran @KemenBUMN,”

“Sejak dulu saya dan beberapa teman berteriak ketika ada pendakwah beraliran Wahabi atau pengusung Khilafah yang anti-Pancasila berceramah di PLN, Telkom, Pertamina atau di Badan Usaha penting milik negara lainnya,”

“Banyak karyawan BUMN, Kementerian dan Lembaga negara hari ini yang mengharamkan Pancasila tapi menyuapkan makanan kepada diri dan anak istrinya dari "Gaji Pancasila"," tulis Islah Bahrawi di akun Twitternya.

"Mereka sadar, sangat sulit untuk melakukan makar atau revolusi terhadap negara ini.

Maka yang mereka lakukan adalah dengan "kudeta perlahan" melalui pengendalian lembaga-lembaga vital milik negara,”

“Mereka berusaha menggelembungkan populasinya dengan harapan bisa mengendalikan negara ketika mereka sudah menduduki posisi "decision maker" di setiap entitas yang mereka kuasai," imbuhnya.

Lebih lanjut, Aktivis Nahdlatul Ulama dari Madura ini menulis, jurus awal mereka adalah; menguasai pusat kajian keagamaan di setiap lembaga tersebut dengan mendatangkan pendakwah-pendakwah agama yang memiliki resiliensi ideologi yang sama dengan mereka.

Semisal pendakwah Wahabi, Hizbut Tahrir atau Ikhwanul Muslimin.

Ia juga mengatakan masih banyak lagi yang selama ini bergerak diam-diam di berbagai institusi penting negara.

Perlu keseriusan dari mas @erickthohir dan stake holder lainnya untuk menyelesaikan ini.

Indonesia punya Densus 88 yang bisa diajak kerjasama dan dilibatkan untuk menyelesaikan sengkarut persoalan radikalisme di BUMN.

Densus 88 bisa mencegah, assesment dan bisa juga menangkap.

Dikatakannya juga untuk jangan menunggu sampai kelompok ini betul-betul beraksi di lapangan.

“Saya kira membersihkan kelompok radikal ini adalah tekad pak @jokowi sejak 2014. Karena beliau paham, satu orang saja berhasil melakukan teror, bisa runtuh ekonomi satu negara dalam sekejap,”

“Kita bisa bayangkan efek terornya andaikata orang-orang sejenis DE ini sudah menyusup ke badan usaha penerbangan, kereta api, distribusi BBM, listrik, telekomunikasi hingga lembaga keuangan. Jangan pernah menganggap sepele persoalan "radikal radikul" ini,” ujarnya.

Berniat Serang Markas Brimob

Diketahui juga, tersangka DE alias Danan adalah alumni SMK 7 Bale Endah, Bandung (2012).

Ia juga mengatakan apabila mengenal dengan dia dan keluarganya di Bandung, maka pasti paham seperti apa tafsir agama yang diyakininya.

Hingga membuat Danan ingin mati syahid dengan berniat berangkat ke Suriah atau menyerbu Markas Brimob.

Kronologi Penangkapan

Sebelumnya diberitakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengakap DE pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Penangkapan dilakukan di di Jalan Raya Bulak Sentul, RT. 07/ RW. 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin pukul 13.17 WIB.

Setelah melakukan penggeledahan, Densus menemukan sejumlah barang bukti sejumlah senjata api rakitan dan buku-buku tentang jihad.

"Benar (pegawai KAI)," Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar.

Secara terpisah, Ketua RT setempat, Ichwanul Muslimin menyatakan, DE merupakan karyawan PT KAI.

"Dia karyawan BUMN, di PT KAI," ujar Ichawnul saat dijumpai di lokasi.

Berdasarkan hasil pendalaman Tim Densus 88 Polri, DE diketahui merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Kerap Unggah Soal ISIS dari Usia 16 Tahun

Postingan di media sosial Facebook milik pegawai BUMN berinisial DE (28) yang menjadi terduga teroris ternyata membuat merinding.

Diwartakan sebelumnya Juru bicara Densus 88 Anteror, Polri Kombes Aswin Siregar, menyebut DE mulai memahami soal ISIS pada tahun 2014 ketika isu tersebut ramai di Indonesia.

Peristiwa kerusuhan di Mako Brimob 2018 yang membuatnya kemudian terinspirasi melakukan amaliyah atau operasi.

"Pada tahun 2018 saat melihat kejadian kerusuhan di Mako Brimob, saya menjadi terinspirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melakukan amaliyah," kata DE diungkap Kombes Aswin dalam keterangannya.

Selanjutnya DE mulai mencari informasi soal jual beli senjata dan melakukan latihan menembak.

"Untuk saat ini saya masih tahap i'dad saya melakukan i'dad di gunung geulis sebanyak 2 bulan sekali,"

"Saya melakukan i'dad selama 6 jam. Senjata yang sering saya gunakan i'dad Baikal dengan peluru 9mm," sambung DE.

Namun berdasarkan penelusuran TribunJakarta, DE kerap mengunggah soal ISIS ternyata sejak tahun 2011.

Di tahun 2011, usia DE berarti baru 16 tahun.

DE juga terciduk pernah mengunggah video Lagu Perjuangan Islam.

Tak cuma itu DE terlihat sempat menulis stasus soal menjadi laki-laki yang kuat.

"AKU HARUS BERUSAHA 'TUK MENJADI IKHWAN YANG KUAT!" tulis DE.

DE tampak terakhir kali mengunggah status pada 16 Agustus 2011.

Pegawai PT KAI itu bertanya soal hukum dari mendengarkan musik bagi umat Islam.

"Bagaimana hukum musik sebenarnya?" tulis DE.

Sejak saat itu, DE tak lagi pernah memposting sesuatu di Facebooknya.

Manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) tegas menyatakan bakal menindak DE apabila terbukti terlibat kasus terorisme. 

"Manajemen KAI akan menindak tegas karyawan jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme," kata EVP of Corporate Secretary PT KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji saat dihubungi, Senin (14/8/2023).

"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," lanjut dia.

Agus berujar, KAI tidak akan menoleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih terorisme.

Selain itu, KAI juga berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan.

"Dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," ujar Agus. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved