Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Aiptu Erwin 10 Tahun Latih Paskibraka, Tolak Titipan Sampai Terima Tekanan Soal Pembawa Baki

Aiptu Erwin Setiawan sudah terbiasa dengan tugas lainnya selain menjadi anggota Satuan Lalu Lintas Polres Luwu selama hampir 20 tahun lebih.

Muh Sauki Maulana/Tribun-Timur.com
Aiptu Erwin Setiawan, personil Polres Luwu yang mengabdi 10 tahun menjadi pelatih Paskibraka Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. 

"Pasti tekanan seperti itu ada. Misalnya saya polisi, saya telepon teman saya pelatih. Eh bro, bisakah itu diambil. Atau mungkin pejabat," sambungnya.

Gegara penentuan pembawa baki itulah, di tahun 2018 Erwin juga pernah diprotes karena pilihannya.

Saat penyeleksian berlangsung, tersisa 3 nama ditentukan untuk menjadi pembawa baki.

"Jadi sisa 3 nama, yang bakal kita pilih. Karena pembawa baki penaikan bendera sudah mantap kami pilih. Ini untuk penentuan siapa yang membawa baki saat penurunan," ujarnya.

Dari 3 nama itu, Erwin bersama tim pelatih dan purna Paskibraka tahun sebelumnya memutuskan satu nama untuk menjadi pilihan pembawa baki saat penurunan.

Baca juga: Paskibraka Luwu Mulai Latihan Perdana, Diawasi Polisi 3 Balok

Saat melihat ketiganya, Erwin memutuskan satu anak yang ia pilih.

Pilihannya ditolak mentah-mantah tim pelatih lain dan purna Paskibraka saat itu.

Penyebabnya, anak itu secara penampilan, memang dianggap kurang menarik untuk pembawa baki yang biasanya menjadi pusat perhatian.

"Ini dua cantik, yang satunya biasa saja. Kategori cantik gadis desa, toh. Jadi saya lakukan rapat dengan pelatih dan purna Paskibraka waktu itu. Saya pilih anak yang kurang cantik ini. Saya kemudian diprotes karena banyak dan lain hal. Karena memang face harus, karena dia bakal tampil dan dilihat orang," jelasnya.

Namun, karena pengalaman menjadi pelatih Paskibraka, hati Erwin berkata anak inilah yang pantas menjadi pembawa baki penurunan.

Ia tak hanya melihat penampilan sebagai faktor utama.

Erwin melihat, karakter anak tersebutlah selama latihan yang paling konsisten di antara 29 perempuan teman perempuannya.

Dengan sepatu robek, anak itu masih menunjukkan keseriusannya saat latihan.

Ia melilit tali sepatunya untuk menjaga lubang di sepatunya itu tak menganga.

"Jadi latihan sambil dia ikat tali sepatunya keliling yang robek itu. Kalau mau dilihat harga sepatunya, mungkin tidak mahal kasian," terang Erwin.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved