Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Layanan Haji Armuzna oleh Mashariq Diprotes, Menag Tegaskan Belum Ada Opsi Pemutusan Kontrak

Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas sekaligus Amirul Hajj Indonesia, menegaskan pihaknya sejauh ini belum melihat ada opsi pemutusan kontrak.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
Tribun Timur/ Thamzil Thahir
Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah menyampaikan permintaan maaf atas rentetan masalah layanan haji pada rentang puncak ibadah haji (Masyaair) di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), pekan lalu. Permintaan maaf itu disampaikan secara lisan kepada mitranya, MEnteri Agama Yaqut Cholil Quomas, kala bertemu di sela-sela Haflatul Hajj Al-Khitamy (Penutupan Penyelenggaraan Haji) di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Makkah, Jumat (30/6/2023) malam. 

Muthawwif untuk jemaah asal Turki, Eropa, 'Amerika dan Australia, Shariqah Mutawwif untuk negara-negara jazirah Arab, Mutawwif for Africa and NonArab, serta jasa layanan masyaair untuk khusus warga Arab Saudi (Internal Pilgrim).

Gus Men juga mengatakan, usai bertemu mitra Arab Saudinya, Jumat (1/7/2023) malam, mengungkapkan sistem zonasi layanan Masyaair berbasis asal negara jemaah haji, akan diganti dengan skema kontrak komersil; "early bird fisrt worm".

"Jadi siapa yang teken kontrak lebih awal, akan dapat maktab terdekat dengan bukit Arafah dan tugu Jamarat Mina," kata Gus Men, sapaan akrab menteri agama.

Oleh karena itu, jelas Gus Men, pemerintah akan menyesuaikan skema itu.

Kalendar pembahasan anggaran haji akan merujuk kalendar Hijriyah, bukan kalendae Miladiyah seperti pembahasan APBN di DPR selama ini.

Dalam laporan tertulisnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Dr Hilman Latief, setidaknya ada enam catatan buruk layanan haji yang diluar kendali PPIH Arab Saudi;

1. Perubahan jadwal - konfigurasi seat maskapai yang berdampak ke layanan lain di Madinah, Makkah dan Jeddah.

2. transportasi jamaah dari Muzdalifah ke tenda Mina,

3. buruknya layanan katering terjadwal,

4. tidak sesuainya kapasitas tenda di maktab dengan rasio jamaah,

5. Buruknya Sistem sanitasi di sejumlah maktab,

6. pemanfaatan golf cart untuk mobilitas kedaruratan di 71 maktab di Mina. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved