Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rabies

Hingga Mei 2023 Ada 72 Warga Maros Digigit Hewan Rabies, Dinkes: Tak Ada yang Positif

Jika tergigit oleh hewan yang terinfeksi rabies, virus rabies dapat ditularkan melalui air liur hewan menuju syaraf pada saat gigitan terjadi.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/NURUL HIDAYAH
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros dr Muhammad Yunus. Dinkes Maros mencatat 72 warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, digigit hewan penular rabies hingga Mei 2023. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Sebanyak 72 warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, digigit hewan penular rabies hingga Mei 2023.

Sementara pada tahun 2022, sebanyak 148 warga Maros juga digigit hewan penular rabies.

Kasus gigitan hewan penular rabies ini paling banyak terjadi di Kecamatan Mandai.

Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus, mengatakan, meski mendapat gigitan, tak satupun dari warga tersebut yang tertular atau positif rabies.

"Beruntung penanganannya cepat, sehingga tak ada satupun yang positif dari kasus tersebut," katanya.

Yunus menyebutkan hewan yang membawa penyakit rabies di Maros antara lain anjing, kucing, dan kera.

Manusia bisa tertular rabies dari gigitan hewan dalam beberapa hari.

Jika tergigit oleh hewan yang terinfeksi rabies, virus rabies dapat ditularkan melalui air liur hewan menuju syaraf pada saat gigitan terjadi.

"Jika cepat divaksin, virus dapat dihentikan sebelum mencapai syaraf pusat. Jika tidak divaksin, dalam hitungan hari orang tersebut akan positif rabies, tergantung pada jumlah virus dan lokasi gigitan. Semakin dekat ke kepala, semakin berisiko," terangnya.

Ada beberapa gejala yang muncul pada manusia yang tertular rabies, mulai dari demam hingga produksi air liur berlebihan.

Baca juga: Kementan Lakukan Vaksinasi Massal Rabies di Timor Tengah Selatan untuk Tekan Penyebaran Virus

Baca juga: 142 Kucing Divaksin Rabies Gratis oleh Komunitas MCLC di Pasar Segar Makassar

"Ciri-ciri rabies pada manusia antara lain demam, mual, sakit tenggorokan, rasa gelisah atau cemas tanpa sebab jelas, takut terhadap air, sensitif terhadap cahaya, dan produksi air liur berlebihan," terangnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar penanganannya dilakukan sesegera mungkin.

"Kami menghimbau masyarakat untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terjadi gigitan dan tidak lagi mengobatinya secara tradisional seperti memberikan air comberan," tambahnya.

Ia juga menekankan perlunya peningkatan koordinasi dengan instansi kesehatan hewan.

"Dari pihak Puskeswan, dilakukan observasi terhadap hewan penggigit selama 14 hari, dan jika perlu, spesimen otak diperiksa di BBVet," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved