Headline Tribun Timur
Sepekan, 100 Sandal JCH Hilang
petugas haji non-kloter Madinah, berharap rekan petugas haji pendamping kloter dari 14 embarkasi Tanah Air, membawa sandal jepit cadangan.
MADINAH, TRIBUN - Kedatangan terlambat 395 jamaah haji asal Bandung dan Sukabumi, di Terminal Haji bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Kamis (8/6/2023) dini hari, menandai penutupan operasi haji gelombang I di Tanah Suci.
Jamaah yang datang di Madinah tergabung dalam Kloter 37 JKS, embarkasi Jakarta Bekasi.
Ke-395 jamaah plus lima petugas haji daerah Jawa Barat ini, masuk terminal kedatangan AMAA sekitar pukul 03.30 WAS.
Sejatinya, jadwal kedatangan mereka pukul 02.50 WAS.
Kedatangan pesawat dengan nomor penerbangan SV-5589 terlambat ini sudah dikonfirmasi pihak Saudia Airlines, sebelumnya.
Manager Operasi Saudia Daler Madinah Syarif Junardi, sejak Rabu (8/6/2023), sudah melayangkan surat permintaan maaf.
Surat resmi dikirimkan pihak Saudia, kepada Kepala Daker Bandara Haryanto.
Otoritas haji Indonesia di Tanah Air, melalui Direktur Haji Dalam Negeri Syaiful Mujab, sejak awal pekan ini, sudah mengingatkan pihak maskapai lebih tertib jadwal.
Kalau terlambat lagi ini merusak jadwal turunan pelayanan lain di Madinah," katanya.
Di waktu yang sama, di Bandara King Abdul Azis Jeddah, sekitar 250 km dari Madinah, misi operasi haji Gelombang II juga baru dimulai.
Di Jeddah, jamaah kloter pembuka gelombang pertama dari Embarkasi Solo, Jawa Tengah.
Selama 8 hari ke depan, jamaah di Madinah, akan menghabiskan waktu guna menuntaskan ibadah sunnah Arbain, shalat 40 waktu di Masjid Nabawi.
Sedangkan, jamaah gelombang kedua di Makah, akan bergabung dengan sekitar 87 ribu jamaah Gelombang I dari Madinah, untuk ziarah, manasik dan menunaikan rukun haji.
Sandal Cadangan
Sejumlah petugas haji non-kloter di Madinah, berharap rekan petugas haji pendamping kloter dari 14 embarkasi Tanah Air, berinisiatif membawa sandal jepit cadangan untuk dibagikan ke jamaah haji.
Petugas non-kloter di sektor dan daerah kerja (daker) Madinah, Mekah dan Armina, mengaku siap mendistribusi ke jamaah yang membutuhkan.
Harapan ini disampaikan sehari menjelang keberangkatan jamaah dan petugas haji daerah (TPHD) yang bertahap mulai meninggalkan Tanah Air, Rabu (7/6/2023) dan tiba di Jeddah, Kamis (8/6/2023) besok.
Imbauan ini merujuk fakta, tingginya kasus harian jamaah kehilangan alas kaki seusai ibadah Arbain, shalat jamaah 40 waktu di Masjid Nabawi Madinah, dua pekan terakhir.
Harapan disampaikan terpisah petugas haji (PPIH Arab Saudi) non-kloter dari 3 tim kompartemen tugas di sektor khusus Masjid Nabawi, Madinah:
Pertama dari Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH).
Kedua tim kesehatan dari Emergency Medical Team (EMT), dan terakhir dari kompartemen petugas layanan jamaah Lanjut Usia (Lansia).
"Sehari itu, kita bisa dapat 15 hingga 20 jamaah haji kita yang sandalnya tercecer, dilupa atau hilang di masjid," kata Imran, petugas PKP3JH di Sektor Khusus Masjid Nabawi, Madinah.
Harapan senada dikemukan l NS Titin, sejawat Imran dari RSPAD Jakarta.
Pihaknya, melalui ketua sektor masing-masing sudah mengajukan tambahan sandal ke bagian logistik Daker Madinah.
Menurutnya, sandal jepit cadangan yang dibawah dari Tanah Air, sudah habis sejak pekan pertama, masa tugas, 24 hingga 31 Mei 2023.
"Sejak bimtek di (asrama haji Pondok Gede Jakarta), tim PKP3JH sudah sepalay bawa 5 pasang satu orang untuk sandal emergency." ujarnya.
Sekitar 100 pasang sandal seharga Rp10 ribu itu, kebanyakan habis usai waktu Dhuha, shalat Lohor dan Ashar.
Di tiga periode shalat siang hari itu, jamaah tak beralas kaki dari masjid, sangat berpotensi mengalami kaki melepuh karena panas ubin luar masjid, patique atau kelelehan, over heat, dan dehidrasi.
"Kalau yang sandalnya tercecer habis shalat Magrib, Isya atau Subuh, lantai jalan sudah dingin," kata M Alwi, paramedik EMT dari RSUD Enrekang, Sulsel.
Dari data dan temuan lapangan di sektor khusus, rentang usia jamaah dengan kasus sandal hilang dan tercecer adalah usia lansia.
Kasus kedua mereka baru sehari atau 2 hari di Madinah.
"Mereka ke masjid tak bawa tas sandal. Di simpan depan masjid, di boks sandal, tapi saat pulang lupa naruh dimana," kata Cipta, petugas EMT dari sektor II Simaliyah Masjid Nabawi.
Cipta petugas dari RSUD Tasikmalaya menyebut, sandal, masker, alat P3K, salep, air dan water spray adalah logistik standar di backpack bag mereka.(zil)
HL Jumat 9 Juni 2023. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.