Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngovi Tribun Timur

Disajikan di Festival Waisak Sulsel, Ini Makna Bubur Sujata pada Perayaan Waisak

Bubur Sujata merupakan makanan pertama yang dimakan oleh Siddhartha setelah menyiksa diri selama enam tahun.

Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Hasriyani Latif
Tangkapan layar YouTube Tribun Timur
Ketua Permabudhi Sulawesi Selatan Yonggris bersama Seniman Muda Buddhis Shabda narasumber program Ngobrol Virtual (Ngovi) Tribun Timur bertema Semarak Waisak di Sulsel, Sabtu (3/6/2023). Program ini disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur. 

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR - Waisak adalah hari penting bagi ummat Buddha.

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan Waisak.

Salah satu tradisi pada perayaan Waisak adalah sajian bubur yang diberi nama Bubur Sujata.

Bubur Sujata ini juga bisa ditemui pada acara Festival Waisak di Sulawesi Selatan yang berlangsung di Mal Phinisi Point (PiPo), Makassar, 27 Mei hingga 4 Juni 2023.

Lantas apa itu Bubur Sujata? Apa makna Bubur Sujata dalam perayaan Waisak?

Ketua Permabudhi Sulsel Yonggris bersama Seniman Muda Buddhis, Shabda, menyampaikan makna Bubur Sujata dalam Festival Waisak 2567.

Hal tersebut disampaikan melalui program Ngobrol Virtual yang disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur, Sabtu (3/5/2023).

Shabda menjelaskan bahwa Festival Waisak disajikan makanan yang memiliki sejarah penting dalam kehidupan Buddha, yakni Bubur Sujata.

"Nasi susu atau bubur sujata adalah makanan yang dikonsumsi oleh pertapa Siddhartha sebelum dia menjadi Buddha," tuturnya.

Bubur Sujata merupakan makanan pertama yang dimakan oleh Siddhartha setelah menyiksa diri selama enam tahun.

"Dia menyadari bahwa menyiksa diri adalah hal yang salah, sehingga dia memutuskan untuk kembali makan," katanya.

Sementara itu, Yonggris menjelaskan bahwa Buddha mengajarkan pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam memilih makanan.

Baca juga: Cuti Bersama Hari Raya Waisak, Hutan Pinus Malino Banjir Pengunjung

Baca juga: Walubi Sulsel Bersihkan Taman Makam Pahlawan Panaikang Jelang Waisak 2023

"Bubur merupakan pilihan yang tepat karena mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi energi yang diperlukan dalam proses pencernaan makanan," jelasnya.

Saat mencapai pencerahan, Buddha berada dalam kondisi yang sangat sehat dan bugar.

"Dengan bubur ini, kita ingin mengajarkan setiap individu untuk memilih makanan yang meningkatkan kemampuan mereka, sehingga mereka dapat mencapai tingkat spiritual yang tinggi dan mencapai prestasi kerja yang baik," tuturnya.

Sebagai informasi tambahan, Festival Waisak di Sulawesi Selatan mengangkat tema Between The Lines.

Ini menggambarkan bahwa kehidupan berada di antara kelahiran dan kematian.

Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki kemampuan dan kualitas diri untuk mencapai kedamaian hidup, tanpa harus memuaskan nafsu atau menyiksa diri.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved