Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nelayan Asal Lebani Meninggal

Nelayan Tewas Terbawa Arus Tinggalkan 6 Anak Perempuan, Sempat Diantar hingga ke Bibir Pantai

Warga Desa Lebani, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu dikagetkan dengan meninggalnya Massiaji (63).

|
DOK PRIBADI
Proses evakuasi Massiaji (63) seorang nelayan warga Desa Lebani, Kecamatan Belopa Utara ditemukan meregang nyawa.   

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Warga Desa Lebani, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu dikagetkan dengan meninggalnya Massiaji (63).

Massiaji ditemukan tak bernyawa oleh warga di muara Sungai Lonyyi oleh warga bersama aparat kepolisian.

Massiaji dikabarkan meninggal akibat terbawa arus laut pasang.

Sekretaris Desa Lamunre Tengah, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Agus Usman mengaku, almarhum meninggalkan 6 anak perempuan.

"Almarhum punya 6 anak, semuanya perempuan. Sudah berkeluarga semua," ujarnya kepada Tribunluwu.com saat dikonfirmasi, Rabu (17/5/2023).

Massiaji (63) ditemukan meregang nyawa di pesisir laut Desa Paconne, Kecamatan Belopa Utara pada, Selasa (16/5/2023).
 
Massiaji (63) ditemukan meregang nyawa di pesisir laut Desa Paconne, Kecamatan Belopa Utara pada, Selasa (16/5/2023).   (DOK PRIBADI)

Agus juga punya hubungan kekerabatan dengan mendiang Massiaji.

Massiaji sendiri merupakan paman dari Agus.

Menurut Agus, profesi keseharian Massiaji bukanlah seorang nelayan, melainkan petani padi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Nelayan Asal Lebani Luwu Ditemukan Meninggal di Bibir Pantai

Namun, karena musim panen sudah selesai, mendiang Massiaji berinisiatif mengunjungi pukat rumput laut miliknya tak jauh dari rumahnya.

"Sebenarnya almarhum ini petani, cuman karena musim panen sudah selesai, beliau pergi lihat pukat rumput laut miliknya. Karena dekat ji dari rumah," jelasnya.

"Bahkan anaknya sendiri yang antar almarhum naik motor," sambungnya.

Kata Agus, saat menuju laut, beberapa warga mengikat rumput laut masih sempat melihat mendiang Massiaji.

"Orang yang ikut rumput laut masih sempat lihat almarhum jalan ke pukat rumput lautnya, dan sempat ditegur juga," pungkasnya.

Namun, karena air laut pasang sekitar pukul 12.00 Wita siang, warga tak melihat lagi mendiang Massiaji.

"Karena cuaca buruk, air tiba-tiba naik. Anaknya yang datang bawakan makanan, sudah tidak lagi lihat almarhum makanya langsung melapor," tutupnya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved