Opini
Tantangan Sosial dan Ekspresi Beragama Wanita Bercadar
Saat seorang perempuan memilih untuk menggunakan cadar, ada banyak pertimbangan yang harus diambil dalam hidupnya.
Bagi masyarakat yang sering kali anti pati terhadap cadar, mereka yang bercadar dianggap tidak merpresentasikan keramahan kebudayaan Indonesia.
Indonesia dikenal dengan keramahannya dan itu terlihat dari ekspresi wajah saat interaksi berlangsung. Hal itu tidak terjadi dengan wanita bercadar.
Padahal, eskpresi keramahan wanita bercadar tetap dapat terlihat dari gestur gerakan tubuh dan matanya.
Sehingga alasan terkait keramahan tersebut seharusnya tidak perlu diperdebatkan lagi.
Sebagai sebuah negara yang dikenal dengan suku bangsa yang beragam dan dibangun di atas pondasi perbedaan satu sama lain, toleransi harusnya semakin kuat dibangun di tengah kehidupan masyarakat Indonesia.
Apa lagi dengan banyaknya warna pemahaman keagamaan yang dihadirkan oleh para penganut agama, termasuk penggunan cadar itu sendiri.
Pemahaman tentang agama tidak pernah muncul dengan wajah yang tunggal. Setiap orang menampilkan agama sesuai dengan apa yang diyakininya. Penggunaan cadar yang sering kita lihat merupakan bentuk ekspresi dari agama yang mereka yakini.
Dalam batas aurat, sebagian orang menyakini bahwa wajah dan telapak tangan wanita bukanlah aurat. Sebagian lagi menyakini bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat.
Sebagian orang menyakini bahwa berjilbab itu wajib, sebagian lagi menyakini bahwa menjilbapi hati lebih diperlukan daripada mengenakan jilbab terlebih dahulu.
Semua orang mempunyai pandangan dan pilihan masing-masing yang mereka yakini dan bawa dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan dan pilihan tersebut wajib dihargai.
Sebagai sebuah pilihan, para pengguna cadar pun berhak untuk mendapatkan toleransi atas pilihannya memakai cadar.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.