Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Moderasi Beragama, Kampus, dan Kearifan Lokal

Mereka tidak hanya mengenal agama mereka sendiri, tetapi juga menghargai dan menghormati agama dan kepercayaan yang berbeda.

Editor: Hasriyani Latif
DOK PRIBADI
Wakil Rektor II UIN Alauddin Makassar Prof Dr H Wahyuddin Naro. 

Radikalisme agama: Radikalisme agama adalah tindakan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang memandang bahwa kekerasan dan tindakan ekstrem adalah cara yang tepat untuk mempertahankan atau menyebarkan agama mereka.

Tindakan radikalisme agama dapat berupa aksi terorisme, pembakaran gereja atau tempat ibadah lainnya, serta penyebaran paham-paham ekstrem yang bertentangan dengan nilai moderasi beragama.

Penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks: Penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks seringkali menjadi penyebab terjadinya konflik antar agama atau kelompok kepercayaan.

Tindakan ini juga bertentangan dengan nilai moderasi beragama, karena dapat memicu kebencian dan ketidakpercayaan antar kelompok agama atau kepercayaan. Penyalahgunaan agama untuk kepentingan pribadi atau kelompok: Penyalahgunaan agama untuk kepentingan pribadi atau kelompok adalah tindakan yang bertentangan dengan nilai moderasi beragama.

Tindakan ini dapat berupa pengambilan keuntungan secara finansial, politik, atau kekuasaan dengan memanfaatkan agama atau keyakinan tertentu.

Dalam mengatasi penyimpangan moderasi beragama di masyarakat, perlu dilakukan upaya-upaya pendidikan dan sosialisasi yang berkesinambungan tentang pentingnya nilai moderasi beragama dan cara-cara menghargai perbedaan agama dan kepercayaan.

Selain itu, perlu juga ada upaya pencegahan dan penindakan terhadap tindakan intoleransi, fanatisme, dan radikalisme agama serta penyebaran informasi hoaks atau tidak benar.

Semua pihak, baik masyarakat, lembaga pemerintah, maupun lembaga keagamaan, harus bersama-sama membangun kesadaran untuk memelihara nilai moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya melalui penguatan kapasitas civitas akademika dalam memahami dan mendorong moderasi beragama perlu terus ditingkatkan agar dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan mempromosikan moderasi beragama yang sehat dan berkembang di masyarakat.

Epicentrum Kampus

PTKIN di Indonesia diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang menjadi tonggak penting dalam pengembangan moderasi beragama di Indonesia.

Oleh karena itu, PTKIN diharapkan dapat menjadi pelopor dalam mendorong pengembangan moderasi beragama melalui pendidikan dan pengajaran yang terintegrasi dan holistic.

Beberapa upaya yang dilakukan oleh PTKIN untuk mendorong moderasi beragama di antaranya dengan menawarkan kurikulum yang mengintegrasikan pembelajaran agama dengan pembelajaran umum, menumbuhkan kesadaran dan sikap toleransi melalui kegiatan ekstrakurikuler, serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait moderasi beragama.

Selain itu, PTKIN juga melaksanakan program-program pengabdian masyarakat untuk mendorong pengembangan moderasi beragama di masyarakat Namun, penyimpangan moderasi beragama dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan kampus PTKIN.

Untuk mencegah penyimpangan moderasi beragama di lingkungan kampus, diperlukan upaya-upaya yang terus-menerus, seperti penyediaan pendidikan dan pelatihan tentang moderasi beragama, pengembangan kerjasama dengan berbagai lembaga atau komunitas keagamaan, serta upaya penguatan sistem pengawasan dan pengendalian di lingkungan kampus.

Kampus adalah tempat di mana pemuda dan pemudi belajar, bertemu, dan bertukar ide. Oleh karena itu, kampus menjadi titik epicentrum dalam mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved