Opini
Ramadhan 1444 H Puasa Bersama, Lebaran Berbeda
Bagi sebagian orang, berlebaran secara bersamaan menjadi sebuah tradisi keakraban untuk bertemu sanak saudara dan keluarga.
Berdasarkan dari data hasil yang telah dijelaskan oleh Prof. Dr. Susiknan Azhari, bahwa hasi hisab ijtimak pada awal Syawal 1444 H terjadi di hari kamis 20 April 20233 pukul 11. 12.25 WIB.
Ketinggian hilal berkisar antara 0°51'24' sampai 2°21'39' dan elongasi antara 1°28.72' sampai 3°5.41".
Secara hisab (perhitungan) bagi pengguna kriterian hisab hakiki Wujudul Hilal, data tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Sehingga, awal bulan Syawal 1444 H jatuh pada hari Jum’at 21 April 2023.
Berbeda dengan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Neo-Visibilitas Hilal MABIMS (Menteri-Menteri Agama, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan kriteria ketinggian hilal 3° dengan sudut elongai 6,4°, maka 1 Syawal 1444 H di awali pada hari Sabtu tanggal 22 April 2023, sehingga lebaran tahun ini akan dilaksanakan secara berbeda.
Rasa kegembiraan itu mungkin tidak dapat kita rasakan hingga menutup akhir bulan Ramadhan di Indonesia.
Bagi sebagian orang, berlebaran secara bersamaan menjadi sebuah tradisi keakraban untuk bertemu sanak saudara dan keluarga tanpa mengalami selisih hari untuk bertemu dengan keluarga lainnya, yang memiliki mazhab yang berbeda.
Suasana yang semestinya menjadi hari kebahagiaan dan kemenangan bagi seluruh umat muslim, sesuai esensi kata Idul Fitri, yaitu ‘ied dan fithr’, ‘ied berarti “kembali” dan fithr berarti “asal kejadian” dan “kesucian”.
Jika dimaknai secara menyeluruh, Idul Fitri dikatakan sebagai hari raya kembalinya manusia kepada asal kejadiannya dan kesuciannya. Itulah disebut sebagai hari kemenangan.
Ukhuwah Islamiyah
Dengan adanya ormas-ormas Islam di Indonesia dan lembaga terkait, seperti Kementerian Agama RI, Nahdlatul Ulama, Muhamadiyah, PERSIS juga ormas-ormas Islam lainnya serta BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional), dan BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika), turut serta menggagas ide-ide keumatan dan kebangsaan yang menciptakan pluralitas dalam persatuan umat Islam.
Keberadaan ormas Islam dan lembaga terkaitmenjadi penggerak roda keagamaan Islam di Indonesia yang banyak melahirkan cendekiawan muslim dan juga telah banyak berkontribusi dalam mewujudkan kalender Islam Nasional (Indonesia).
Sikap moderasi beragama dalam ajaran Islam sangat perlu diterapkan dalam menyikapi perbedaan, demi mewujudkan kerukunan atau ukhuwah Islamiyah di Indonesia bagi umat muslim.
Ada empat prinsip yang dapat kita terapkan dalam menjaga stabilitas dalam moderasi beragama.
Pertama ‘tasawuth’ yaitu memilih jalan tengah dari realitas yang ada. Kedua ‘tawazun’ yaitu menjungjung tinggi keadilan tidak berpihak pada suatu kelompo saja dan mendiskriminasikan kelompok lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.