Opini
Temu Rahasia Gus Dur- Peres di Bandara Halim
Indonesia bukannya tidak berupaya mendamaikan Iasrael-Palestina, melainkan secara diam-diam Presiden Abdurrahman Wahid Gus Dur kontak dengan Peres.
Alasannya, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara zionis tersebur.
Padahal, olahraga tidak mengenal diskriminasi dan politik.
Kasus ini muncul boleh jadi terilhami ketika Bung Karno menyelenggarakan Games of New Emerging Forse (Ganefo) di Indonesia.
Kehadiran Ganefo yang merupakan pesta olahraga negara-negara berkembang itu seolah menegaskan bahwa politik tidak bisa dipisahkan dengan olahraga.
Hal ini tentu sebagai bentuk aksi menentang doktrin Komite Olimpiade Internasional (KOI) yang berusaha memisahkan antara politik dan olahraga.
Keputusan Bung Karno dan Indonesia mendirikan Ganefo muncul setelah adanya kecaman KOI yang bermuatan politis pada Asian Games 1962 karena kala itu Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan dengan alasan simpati terhadap Tiongkok dan negara-negara Arab.
Lantas aksi ini diprotes KOI karena Israel dan Taiwan merupakan anggota resmi KOI.
Sampai akhirnya KOI menangguhkan keanggotaan Indonesia, dan Indonesia diskors untuk mengikuti Olimpiade Musim Panas 1964 di Tokyo.
Ini pertama kalinya KOI menangguhkan keanggotaan suatu negara.
Ganefo dengan jargon Onward! No Retreat (Maju Terus! Pantang Mundur), berlangsung pada tanggal 10 sampai 22 November 1963.
Kejuaraan olahraga ala negara-negara anti imperialis ini diikuti sekitar 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa (Timur), dan Amerika Latin.
Indonesia bukannya tidak berupaya mendamaikan Iasrael-Palestina, melainkan secara diam-diam Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melakukan kontak rahasia dengan Perdana Menteri Shimon Prerez.
Saya ingat persis dari berita sepotong-sepotong kedatangan rahasia PM Israel tersebut yang disebut hanya berlangsung satu jam di Indonesia.
Padahal, kenyataannya tidak. Salah satu media luar negeri ALBALAD co.
Sabtu, 31 Oktober 2020 menurunkan satu tulisan hasil wawancaranya dengan Emanuel Shahaf, kepala stasiun “Mossad” (dinas rahasia luar negeri Israel) untuk Asia Tenggara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.