Taufiq Kurniawan Berbagi Kenangan, Saat Farewell Pindah dari Pertamina Sulawesi ke Jatimbalinus

Makassar, Tribun - Kabar gembira sekaligus sedih dibagikan oleh Pertamina Patra Niaga Region Sulawesi untuk awak media di Makassar, Rabu (8/3/2023).

Taufiq Kurniawan yang sebelumnya dikenal sebagai Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Region Sulawesi, akan meninggalkan Sulawesi Selatan.

Ini berarti, pria yang akrab disapa Taufiq ini tidak lagi akan bekerja bersama media di Makassar.

Kabar gembiranya, Taufiq diangkat sebagai Section Head Communication and Relations Pertamina Patra Niaga di region Jatimbalinus (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara).

Acara farewell Taufiq Kurniawan digelar di Grind and Pull, Makassar, dan dihadiri puluhan media Makassar.

Dari Pertamina juga hadir antara lain Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw. Acara diisi dengan makan siang bersama dan bincang santai.

Dalam kesempatan tersebut Taufiq berbagi kenangan dengan jurnalis Makassar.

Bagi Taufiq, jabatan di bagian komunikasi dan relasi bukanlah sesuatu hal yang terlalu berat. 

Ini dikarenakan hal tersebut sudah menyatu dengan kepribadian sehari-harinya.

Jabatan ini diemban alumnus Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) tersebut sejak Agustus 2020.

Sulawesi memang bukan hal yang baru bagi pria kelahiran Yogyakarta, 3 Juni 1989. Ia menjejakkan awal karir di Pertamina di pulau ini pada 2014 sebagai Community Development (CSR) Officer hingga 2017 sebelum akhirnya mutasi ke Jakarta.

Pria yang hobi main bola ini memang sangat menyukai hal-hal baru dan membangun relasi, sehingga memudahkan pekerjaannya.

“Selama di sulawesi paling jarang merilis. Karena saya lebih suka ngonrol. Tau isu terupdate dari teman. Paling senang kalau ditanya diluar ekspektasi saya. Saya mohon doanya untuk penugasan saya yang baru di Jatimbalinus,” ujarnya.

Kesan baik Taufiq di jurnalis Makassar antara lain ditandati dengan penyerahan bunga oleh Dian, wartawan Smart FM Makassar.

Tak hanya itu, ia juga mendapat kenang-kenanganberupa karikatur dari Reni, wartawan Kompas Makassar.

Hal tersebut karena Taufiq dikenal sangat mudah berbagi informasi dengan media. Dengan senang hati meladeni semua elemen masyarakat terlebih jurnalis yang membutuhkan informasi.

Kepada Tribun Timur beberapa waktu lalu, Taufik pernah menyampaikan kesenangannya terhadap wartawan Sulawesi. Dalam sehari Taufiq mengaku pernah diwawancai hingga 15 jurnalis dari berbagai media se-Sulawesi.

“Pernah sampai 15 media dalam sehari menelpon, itu pas kenaikan BBM terakhir. Kita berusaha memeberikan informasi pada kesempatan pertama, biasanya kita siapkan kit komunikasi untuk antisipasi pertanyaan serupa,” kata Taufiq.

“Namun karena perubahannya mendadak diumumkan kita tidak ada persiapan baik di SPBU maupun komunikasi rentang waktu 2 jam harga harus berubah, sambil berkeliling SPBU saya juga turun langsung berinteraksi dengan konsumen,” sambung Taufiq.

Pengalaman menarik dan dianggap lucu lainnya adalah ketika ada salah satu radio yang memaksa untuk live by phone padahal pada saat itu sudah mau boarding.

Kala itu, Taufiq berada di bandara dan mendekati waktu untuk naik ke pesawat.

“Dan pada saat itu perut saya tiba-tiba mules, dan sudah tidak bisa lagi tercancel livenya, terpaksa saya live di dalam toilet sambil berharap pendengar tidak mendengar suara aneh,” kata Taufiq, sambil tertawa.

Kendati demikian, Taufiq mengaku tetap mencintai pekerjaannya tersebut dan mencari tantangan dalam setiap pekerjaannya. 

“Pernah saya iseng menantang diri saya untuk ngajar di depan mahasiswa Unhas dan Umma Maros tentang komunikasi padahal background ilmu saya hukum. Ini karena memang saya suka hal baru, dan senang meng-upgrade diri,” pungkas pria peraih PR Asia Awards pada tahun 2018 ini

Selain dari jurnalis, Taufiq juga mendapat kenang-kenangand ari rekan sejawatnya.(*)