Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual Lingkungan Sekolah versi Dewan Pendidikan, Ada Libatkan Guru

Kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah menjadi perhatian tersendiri bagi Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penulis: M Yaumil | Editor: Sudirman
ist
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Adi Suryadi Culla usai pembukaan rapat Kordinasi (Rakor) tahunan di Auditorium Bj Habibie Kota Parepare, Senin (27/2/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah menjadi perhatian tersendiri bagi Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Hal itu terungkap saat Dewan Pendidikan rapat Kordinasi (Rakor) tahunan di Auditorium Bj Habibie Kota Parepare, Senin (27/2/2023).

Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Adi Suryadi Culla mengatakan, belakangan banyak mencuat kasus kekerasan seksual di lingkup sekolah.

Ini menjadi permasalahan serius dalam lingkungan pendidikan.

Apalagi, permasalahan lain juga masih meliputi dunia pendidikan Sulsel.

"Apalagi isu pendidikan kita ini kan diwarnai sejumlah persoalan serius," katanya.

"Termasuk yang belakangan mencuat ini kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan kita," sambung Adi Culla.

Adi Culla menjelaskan kasus kekerasan fisik maupun seksual bukan hanya terjadi antara murid dengan murid.

Namun lebih parahnya, insiden itu melibatkan guru dengan siswanya.

Kasus kekerasan terjadi diberbagai daerah di Sulsel.

"Jadi kekerasan terkait bukan hanya murid bahkan ada juga insiden yang melibatkan guru dengam siswa dan banyak sekali terjadi di daerah-daerah lain," jelas.

Salah satu penyebabnya karena luasnya pengaruh digitalisasi.

Dengan digitalisasi, siswa mampu mengakses video atau tonton yang mengarah pada kekerasan.

"Pada saat yang sama kita jangan abai dari dampaknya yang sangat serius. Apalagi akses terhadap dunia maya bisa berbagi macam termasuk adegan prilaku kekerasan," ucapnya.

Antisipasi yang dapat dilakukan menurut Dewan Pendidikan Sulsel ialah penguatan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dinilai dapat jadi cara dalam mengedukasi siswa di era digital.

"Iyah itu (kasus kekerasan di sekolah) bagian dari pembahasan kita. Pendidikan karakter selalu muncul dalam rekomendasi setiap dewan pendidikan melakukan Rakor," ujar Adi Culla.

"Untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten kota agar memperhatikan lebih serius," tambahnya.

Pendidikan karakter juga dapat melalui budaya lokal.

Serta diharapkan dapat menguatkan pendidikan karakter di sekolah maupun luar sekolah.

"Lokalitas diharapkan dapat menguatkan pendidikan karakter," pungkasnya.

Laporan Kontributor TribunParepare.com, M Yaumil

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved