Cegah Stunting saat Masa Kehamilan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masalah stunting masih menjadi perhatian pemerintah.

Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.

Targetnya, menurunkan angka stunting dari kondisi 24,4 persen tahun 2021 menjadi 14 persen tahun 2024. 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya.

Stunting merupakan salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul.

Stunting yang terjadi pada masa anak selain menghambat pertumbuhan, juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan perkembangan motorik.

Bahkan mempengaruhi kesehatannya  ketika masa dewasa. 

Tribun-Timur.com menghadirkan dua narasumber yang membahas langsung terkait penanganan dan pencegahan stunting dalam program Ngobrol Sehat.

Mereka ialah Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin dan Nutricion Officer Unicef Indonesia, Nike Frans.

Program ini bertema Cegah Stunting saat Masa Kehamilan di Provinsi Sulsel, ditayangkan lewat YouTube dan Facebook Tribun Timur, Senin (30/1/2023) pukul 14.00 WITA

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin menyampaikan, stunting adalah gangguan kronik pada pertumbuhan anak atau bayi.

Ditandai dengan panjang badan dan tinggi badan mengalami gangguan atau jauh dari standar. 

Bisa dilihat dari Permenkes No 2 tahun 2020 terkait Standar Antropemetri Anak.

"Penanganan stunting menjadi prioritas saat ini, dimana pada tahun 2021 stunting di Sulsel sebesar 27,4 persen dan nasional 24,4 persen, dan pada tahun 2022 ini ada penurunan jadi 24,2 persen. Sebenarnya ini cukup baik karena stunting pada 2019 capai 30,16 persen menurun di tahun 2021 dan dan 2022 hasilnya 24,4 persen," jelasnya.

Bayi yang lahir stunting dipengaruhi oleh asupan gizi ibu saat hamil