Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Merebut Ruang Publik

Sebagai ruang antara, ruang publik mesti menjadi sarana pertemuan antara kepentingan warga dengan kebijakan pemerintah.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi/bahrul
Bahrul Amsal dosen Sosiologi FIS-H UNM. Bahrul Amsal penulis Rubrik Opini Tribun Timur berjudul 'Merebut Ruang Publik'. 

Oleh:
Bahrul Amsal
Dosen Sosiologi FIS-H UNM

TRIBUN-TIMUR.COM - Dalam kancah kekinian, ruang publik merupakan arena kontestasi beragam pihak.

Para scholar ilmu sosial menyebutnya menjadi ring tanding kelompok religius, pengusaha, elite politik, dan kelompok intelektual berdasarkan kapital, habitus, dan ranahnya masing-masing.

Singkatnya, diibaratkan arena tarung, di ruang publik semua pihak memiliki kesempatan merepresentasikan eksistensinya berdasarkan kepentingan kelas sosialnya.

Ditambah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, ruang publik tersedot juga sampai ke ruang maya.

Sama halnya ruang publik real, ruang publik maya jauh lebih ingar bingar dikarenakan sifatnya yang cair, fleksibel, dan cepat.

Ke depan, ruang publik sebagai ruang sosial akan diramaikan dengan berbagai representasi kehadiran.

Lantaran telah masuk tahun politik, potongan tayangan, foto, flyer, atau bahkan cuplikan para elite politik akan makin marak berkelindan dengan sejumlah informasi sehari-hari.

Nuansa politik makin ke sini makin terasa. Baik ruang publik real maupun maya, diisi dengan beragam informasi grafis, simbolik, ataupun statistik memanfaatkan bahasa dan tanda dalam rangka merebut simpati publik.

Perkawinan antara demokrasi digital, pasar, dan politik semakin intens dan eksesif. Pertautan ketiganya tidak main-main, sampai membuat batas-batas kebenaran dan keontentikan di ranah publik, tempat semua partisipan berkecimpung, kian kabur.

Rasionalitas publik terancam

Di mana-mana setiap kontestasi politik ditandai dengan kemunculan social group. Demi mencapai tujuannya, yakni meraih simpati dan jaringan suara, kelompok-kelompok sosial dibentuk berdasarkan beragam variabel.

Tiba-tiba di tempat-tempat umum terjadi pertemuan-pertemuan khusus. Di warung kopi, sekretariat, atau alun-alun kota, bermunculan kelompok kepentingan.

Semuanya tumpah ruah mengkonsolidasikan diri demi mengusung kemenangan politik.

Sementara di aras maya, Anda tanpa diduga-duga sudah terjaring masuk di grup rumpun keluarga, ikatan alumni, kelompok profesi, atau bahkan tim pemenangan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved