Opini
Merebut Ruang Publik
Sebagai ruang antara, ruang publik mesti menjadi sarana pertemuan antara kepentingan warga dengan kebijakan pemerintah.
Tanpa disepakati seseorang telah mengikutkan Anda ke dalam beragam arena perkumpulan. Dengan keadaan semacam ini, sebagai seorang individu, mau tidak mau membuat diri kita tidak bisa lepas dari unsur-unsur ruang publik semacam itu.
Tapi, keberadaan kelompok sosial tidak menjamin akan membuat ruang publik menjadi ideal.
Dalam hal ini, ruang publik sebagai wahana pertukaran informasi, keterlibatan warga, dan ruang demokratis, akan terancam apabila kegiatan yang berbau politik masih mengedepankan semangat kesukuan, kepentingan sempit sektoral, dan politik hitam.
Tiga hal ini telah lama menjadi lumrah dikarenakan rasionalitas yang menjadi elemen penting dalam komunikasi politik tidak dikedepankan.
Ditambah hoaks masih menjadi momok sehari-hari yang bercampur dalam kegiatan komunikasi warga.
Perlu diingat, kegiatan politik sebenarnya dilakukan untuk menjunjung kebaikan bersama, yakni menciptakan tatanan masyarakat demokratis, sejahtera, dan adil.
Para ilmuwan politik dalam hal ini memberikan prasyarat agar politik dapat berjalan dengan baik, yaitu kehadiran nalar publik.
Nalar publik, singkatnya merupakan kemampuan bergagasan yang mengedepankan konsensus publik berdasarkan asas inklusifitas, demokratis, dan adil.
Dalam hal ini rasionalitas publik akan terancam jika dalam memanfaatkan ruang publik pihak yang terlibat di dalamnya lebih mengedepankan ego pribadi, kelompok, atau kelas sosialnya.
Dengan kata lain, jika keadaan ini terjadi maka tidak lama lagi ruang publik akan mengalami privatisasi, komersialisasi, dan depolitisasi.
Melemahnya warga negara
Kekuatan ruang publik ada pada keterlibatan warga dalam menentukan opini publik, yang kemudian akan melahirkan aksi kolektif.
Dalam rangka ini, warga menjadi penilik yang cermat memanfaatkan ruang publik sebagai ruang antara.
Sebagai ruang antara, ruang publik mesti menjadi sarana pertemuan antara kepentingan warga dengan kebijakan pemerintah.
Apabila partisipasi warga dalam ruang publik melemah, maka akan menjerumuskan kehidupan masyarakat kepada titik parstipatif sebagai konsumen belaka.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Bahrul-Amsal-Dosen-Sosiologi-FIS-H-UNM-vg.jpg)