Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah 11 Tahun Tewas di Makassar

Sosok Dewa Korban Penculikan Anak di Makassar Dikenal Pekerja Keras, Pagi Buruh Malam Juru Parkir

Meski masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar, Dewa korban Penculikan Anak di Makassar tak sungkan bekerja kasar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur Muslimin Emba
Foto semasa hidup Dewa dan saat mayatnya ditemukan Resmob Polsek Panakukkang Makassar. 

Samsiah mengatakan, sejak usia lima tahun Dewa ditinggal sang ibu yang merantau ke Malaysia.

Ia pun hidup bersama ayahnya Kamrin (38) di rumah sang nenek Aminah (60).

"Dia (Dewa) itu sering bantu-bantu untuk beli ikan, beras neneknya kasihan. Hasil parkir-parkir sama angkat-angkat barangnya," ucap tetangga Dewa, Samsiah (50).

Samsiah pun mengaku turut merasa kehilangan atas tewasnya bocah kelas lima SD itu.

Sebab, Dewa kata dia, dikenal sosok anak yang ramah dan penurut.

"Sopan sekali itu anak kasihan, suka menyapa orangnya," ucapnya

Dewa kini telah pergi untuk selama-lamanya.

Ia ditemukan tewas terbungkus plastik dengan kondisi kaki terikat di bawah jembatan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Maros, Selasa kemarin.

Ia dibunuh setelah diculik oleh pelaku AD (17) yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA.

Aksi pembunuhan itu dilakukan AD bersama adik kelasnya, FS (14) di rumah AD di Jl Batua Raya 14.

Motif pembunuhan karena AD tergiur uang tawaran penjualan organ tubuh yang diakses melalui situs Organ Sell di mesin pencari asal Rusia, Yandex.

Tidak tanggung-tanggung, satu organ dihargai 80 ribu US atau setara Rp 1, 2 Milliar.

AD dan FS pun disangkakan pasal pembunuhan berencana oleh Polrestabes Makassar.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved