Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Gaya Hidup Masyarakat Post-Mo

Demikianlah gaya hidup masyarakat era kini di mata Jean P Baudrillard, seorang filsuf kontemporer dan sosiolog post-mo asal Prancis.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Irfan Yahya, alumnus Program Doktor Departemen Sosiologi Unhas 

Irfan Yahya

Alumnus Program Doktor Departemen Sosiologi Unhas

LOGIKA sosial konsumsi masyarakat, kini tak lagi terfokus pada pemanfaatan nilai guna barang dan jasa oleh setiap individu, namun telah bergeser pada produksi dan manipulasi sejumlah penanda sosial.

Konsumsi bukan lagi sebagai kenikmatan atau kesenangan yang dilakukan oleh masyarakat secara bebas dan rasional, melainkan sebagai sesuatu yang terlembagakan yang dipaksakan kepada masyarakat.

Demikianlah gaya hidup masyarakat era kini di mata Jean P Baudrillard, seorang filsuf kontemporer dan sosiolog post-mo asal Prancis.

Kini masyarakat diperhadapakan pada era peradaban baru, era post-modernisme.

Peradaban manusia merupakan kurun waktu dimana manusia hidup dan berkehidupan dengan mengkonstruksi berbagai unsur kehidupan yang ada, termasuk digitalisasi.

Manusia pada era post-mo ini hidup dengan kemudahan dalam beraktivitas dengan adanya teknologi.

Otomatisasi dan digitalisasi memicu terjadinya perubahan besar dalam keseharian manusia.

Baik itu di bidang pendidikan, sosial, budaya, kesehatan, politik, pemerintahan, militer, dan lain-lain.

Gerak laju perubahan masyarakat modern menuju post-modern, dapat ditandai dengan hadirnya masyarakat informasi dan masyarakat konsumsi, juga berkembangnya gaya hidup masyarakat yang lebih banyak dikendalikan oleh kekuatan industri budaya.

Gaya hidup tumbuh dan dikembangkan oleh kekuatan kapital untuk kepentingan eksvansi pasar, memperbesar laba, dan menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsumsi berbagai produk industri budaya, dengan mengkonstruksi sebuah pola, menggorganisir dan menghimpun massa, dan mempunyai daur hidup (life cicle).

Saat ini mudah kita menemukan karakteristik yang menandai perkembangan masyarakat post-modern yang kerap terperangkap ke dalam pusaran gaya hidup.

Budaya tontonan (a culture of spectacle) yang menjadi cara dan media bagi masyarakat mengekspresikan dirinya.

Tumbuh dan berkembangnya kelompok masyarakat pesolek (dandy society) yang lebih mementingkan penampilan diri daripada kualitas kompetensi yang sebenarnya, estetisasi penampilan diri dan penampakan luar atau lookism.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved