Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Menelaah Penguatan Mata Uang Ruble Rusia

Perekonomian global satu tahun terakhir ditandai oleh tiga fenomena, yaitu fenomena strong dollar AS, strong Ruble Rusia dan pelemahan Lira Turkiye

Tribun Timur
Komisaris Utama PTPN VI Muhammad Syarkawi Rauf saat menjadi pembicara pada Forum Dosen Sulawesi Selatan (Sulsel) yang digelar secara luring di kantor Tribun Timur dan secara daring, Selasa (27/12/2022). 

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
Dosen FEB Unhas/ Komisaris Utama PTPN IX

TRIBUN-TIMUR.COM - Perekonomian global dalam satu tahun terakhir ditandai oleh tiga fenomena, yaitu fenomena strong dollar AS, strong Ruble Rusia dan pelemahan Lira Turkiye.

Fenomena penguatan Dollar AS dan Ruble Rusia disebabkan faktor yang berbeda.

Fenomena strong dollar AS dipicu oleh: pertama, kenaikan suku bunga acuan The Fed, Federal Fund Rate (FFR). Kedua, pertumbuhan ekonomi AS meskipun melambat tetapi lebih baik dari Zona Euro (ZE). Asset AS menjadi pilihan investor global. Ketiga, AS net exporter komoditi energi.

Kenaikan harga energi memperkuat Dollar AS.

Fenomena penguatan Ruble Rusia disebabkan oleh kebijakan capital control (kebijakan pembatasan arus modal) paska invasi Rusia ke Ukraina. Bahkan pemerintah Rusia memberlakukan kewajiban pembayaran ekspor Rusia ke berbagai negara dengan menggunakan Rubel Rusia.

Fenomena ketiga adalah pelemahan mata uang Lira Turkiye dan respon anti mainstream ekonomi dari Central Bank Of The Republic of Turkiye (CBRT), menurunkan suku bunga pada saat inflasi ekstrim.

Fenomena di atas dapat dijelaskan dengan konsep impossible trinity. Konsep impossible trinity diperkenalkan oleh ekonom Kanada, Robert Mundell dan Ekonom Inggris, Marcus Flemming tahun 1960-an.

Fenomena Ruble Rusia

Nilai tukar mata uang Ruble Rusia per Dollar AS mengalami fluktuasi ekstrim paska invasi Rusia ke Ukraina. Fluktuasi disebabkan oleh pemberlakuan sanksi negara-negara barat dan sekutunya kepada Rusia.

Mata uang Ruble Rusia melemah dari RUB 75,284 per Dollar AS pada awal Januari 2022 menjadi RUB 144,654 per Dollar AS pada Maret 2022.

Inflasi Rusia juga mengalami peningkatan dari sebelum invasi pada Februari sebesar 9,2 persen menjadi 16,7 persen pada Maret dan puncaknya sebesar 17,5 persen pada April 2022.

Setelahnya, mengalami penurunan hingga saat ini, menjadi sekitar 12 persen pada November 2022.

Tren inflasi tinggi dan pelemahan mata uang Ruble Rusia kemudian direspon dengan dua kebijakan sekaligus, yaitu: Pertama, pemberlakukan kebijakan kontrol arus modal. Kedua, kebijakan moneter anti mainstream dari Bank Sentral Rusia menurunkan suku bunga acuan dari 8 persen  pada Oktober dan 7,5 persen pada Nopember 2022.

Kebijakan kontrol arus modal adalah serangkaian kebijakan dari pemerintah, bank sentral, dan institusi keuangan untuk mengatur arus modal dari dan ke luar negeri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved