Lansia Ditemukan Meninggal
Tak Punya Rumah dan Meninggal Kelaparan Lansia Asal Bone Sempat Temui Anaknya di Makassar
Nenek Hali merupakan lansia asal Desa Aralle, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, yang diduga meninggal dunia akibat kelaparan.
Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - "Uang yang dikasikan oleh Bambang rencana mau dipakai ke rumah anaknya di Makassar," ucap Andi Atto (29), tetangga Nenek Hali (80).
Nenek Hali merupakan lansia asal Desa Aralle, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, yang diduga meninggal dunia akibat kelaparan.
Mayat Nenek Hali pertama kali ditemukan, Jumat (11/11/2022).
Selaku tetangga, Andi Atto menerangkan bahwa Nenek Hali sempat menjenguk anaknya yang berada di Makassar.
Nenek Hali diketahui tinggal berdua dengan cucunya bernama Ari.
Usianya sekitar 10 tahun.
Ari sudah memilih ikut tinggal bersama neneknya sebelum duduk di bangku sekolah.
Semasa hidup, nenek Hali dikenal ramah selalu menyapa dan baik hati ke tetangga.
Dia sempat tinggal di rumah keponakannya bernama Bambang, anak dari saudara almarhum suami nenek Hali.
Bambang berprofesi sebagai sopir antar daerah rute Sinjai-Makassar.
Sedang suami nenek Hali telah meninggal sekitar lima tahun lalu.
Namun belakangan, karena rumah tersebut ingin digunakan Bambang, nenek Hali kemudian diberi uang oleh keponakannya itu untuk pindah.
Uang tersebut digunakan nenek Hali untuk menyusul anaknya yang menetap di Makassar.
Karena diduga tidak betah hidup di kota metropolitan itu, nenek Hali kemudian kembali ke Desa Arallae di Bone.
Demikian penjelasan tetangga nenek Hali, Andi Atto (29) ke Tribun-Timur.com, Minggu (13/11/2022).
Rumah Andi Atto sendiri berjarak sekitar 70 meter dari rumah nenek Hali.
"Setelah ke Makassar, kurang lebih satu minggu kembali lagi di Desa Arallae," ucapnya.
"Karena tidak betah di Makassar, dia pulang ke Arallae, tetapi sudah tidak punya rumah, dia terlantar. Jadi dia tidur di sembarang tempat," sambung Andi Atto.
Setelah itu, kata Atto, nenek Hali kemudian diberi tempat tinggal oleh Andi Abdul Latif, seorang pensiunan BKKBN Kecamatan Kahu.
Abdul Latif menggunakan tanahnya untuk didirikan rumah agar bisa ditinggali nenek Hali.
Rumah yang ditinggali nenek Hali berbentuk semi permanen, hasil gotong royong warga.
Atapya terbuat dari seng, dinding rumah hasil tumpukan papan yang dipaku ke tiang-tiang kayu, sedang alas rumahnya merupakan lantai acian atau semen poles.
"Beliau (Andi Abdul Latif) yang kasihkan tanah untuk dibangunkan rumah. Listriknya dari beliau, begitu juga airnya. Bahkan dia yang hidupi seperti belikan beras, ikan dan lain-lain," jelas Andi Atto.
Anak nenek Hali sendiri diketahui berjumlah tujuh orang. Ketujuh anak itu merantau ke berbagai daerah. Mulai dari Makassar, Palu, hingga Pulau Jawa.
"Sesekali anaknya yang tinggal di Makassar datang menjenguk nenek Hali. Karena mungkin keterbatasan juga, jadi datang pas lebaran," ujarnya.
Selain mengandalkan bantuan tetangga, nenek Hali juga hidup dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah setempat.
"Kalau ada bantuan sosial dari pemerintah biasa saya kasih. Kalau lewat di rumahnya juga biasa saya kasih beras dan uang," kata Kepala Desa Arallae, Andi Fahri Baso ke Tribun-Timur.com, Minggu (13/11/2022).
Namun sejak tiga tahun terakhir, nenek Hali yang hidup mengandalkan bantuan tetangga dan pemerintah setempat, kesehatannya mulai menurun.

Baca juga: Lansia di Bone Meninggal Diduga Kelaparan, Camat Kahu: Beliau Punya Penyakit Asma
Baca juga: Benarkah Lansia di Bone Meninggal karena Kelaparan? Kepala Desa Arallae Ungkap Fakta Lain
Baca juga: Breaking News: Diduga Kelaparan, Lansia di Bone Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah
Fisiknya mulai melemah sehingga mudah sakit-sakitan.
Diketahui nenek Hali kemudian meninggal di kediamannya Desa Arallae, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Jumat (11/11/2022).
Nenek Hali menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 17.55 Wita.
"Karena tidak pernah makan," ucap Andi Atto. (*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita