Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

'Mobilitas Sosio-Spasial' - Reinterpretasi Perkeretaapian Trans-Sulawesi

Pengeporasian kereta api telah membuka babak baru struktur dan kultur mobilitas manusia (baca sosio-spasial) di Sulawesi.

Editor: Hasriyani Latif
dok pribadi
Sawedi Muhammad dan Buchari Mengge Dosen Departemen Sosiologi FISIP Unhas. Keduanya juga merupakan alumni Ateneo de Manila University. 

Dengan kata lain, manusia mengonstruksi ruang itu untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuannya – yang secara bersamaan - ruang itu mempengaruhi tindakan-tindakan sosialnya.

Jika disederhanakan, ruang adalah arena (field) yang tidak lain adalah ‘rule of the game’ yang memungkinkan terjadinya berbagai praktik sosial (social practices) dan selanjutnya melalui paktik sosial itu akan menciptakan struktur sosial dan ruang.

Menurut Lefebvre, adalah tindakan sosial yang memberi ‘makna’ terhadap suatu ruang spasial yang dikonsepsikan oleh mereka yang mengisi dan menghidupkan ruang tersebut.

Produksi ruang sosial berkaitan dengan praktik spasial yang diwujudkan melalui persepsi atas lingkungan (environment), jejaring (networks), kehidupan pribadi (private life), serta waktu luang (leisure).

Lefebvre mendefiniskan itu sebagai sesuatu yang bersifat dialektis antara ruang (spasial dan sosial) yang hidup, ruang yang dipersepsikan dan ruang yang dikonsepsikan atau apa yang disebutnya sebagai “tiga rangkaian konseptual atas ruang” (a conceptual triad of social space production).

Lalu di mana posisi perkeretapiaan dalam ruang itu, atau di mana posisi perkeretapaian dalam kultur dan struktur sosial dan ruang?

Untuk menjawab pertanyaan itu, penulis ingin memulai dengan melihat kembali esensi tujuan perekretapian yaitu “untuk perpindahan dan untuk manusia”.

Jika untuk manusia, maka manusia tidak bisa dilihat sekedar oraganisme biologis dengan wujud individu kosong, tapi manusia adalah individu-individu yang memiliki resosurces (power or capital).

Manusia adalah agent atau aktor mewujud dalam berbagai posisi, status dan peran dalam struktur maupun kultur.

Karena itu tujuan perkeretaapian tidak sekedar untuk manusia tapi untuk agency.

Selanjutnya, perkeretapian untuk perpindahan, maka tujuannya tidak sekadar perpindahan manusia yang diukur berdasarkan ruang fisik-geografis, tapi juga pergerakan atau mobilitas aktor dalam konteks struktur sosial dan ruang.

Mobilitas aktor tidak lain adalah peregerakan resources dan capital yang dimiliki oleh masing-masing aktor. Jadi tidak sekadar perpindahan manusia dalam konteks organisme.

Tidak pula sekedar perpindahan penduduk dalam konteks kategorikal seperti jenis kelamin, umur dan status pernikahan.

Ia merupakan mobilitas aktor dengan sejumlah resources dan capital dalam struktur sosial dan ruang, melalui posisi, status dan peran-perannya.

Pada titik inilah perkeretapaian adalah bagian dari kultur dan struktur sosial dan ruang, karena kereta api memfasilitasi mobilitas aktor.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved