Opini
'Mobilitas Sosio-Spasial' - Reinterpretasi Perkeretaapian Trans-Sulawesi
Pengeporasian kereta api telah membuka babak baru struktur dan kultur mobilitas manusia (baca sosio-spasial) di Sulawesi.
Kereta api memfasilitasi aliran (flows) energi kultur dan struktur sosial dan ruang.
Menurut hemat penulis, reinterpretasi pertama tujuan perkeretapian dengan menyebutnya sebagai “kereta api untuk mobilitas sosio-spasial”
Kereta Api untuk Socio-Spatial Network
Interpreratsi pertama membawa kita pada interpretasi kedua, bahwa pergerakan sosial aktor dalam ruang berlangsung melalui jaringan.
Jaringan itu adalah jaringan sosio-spasial (socio-spacial network). Seorang aktor dalam jaringan bergerak dari satu titik jaringan ke titik jaringan lainnya, dimana setiap titik itu ada aktor atau agency.
Pergerakan itu tidak hanya tunggal tapi bisa ganda atau multi-step-mobility atau network. Banyak penelitian menunjukan bahwa seorang aktor bergerak dalam ruang karena sejumlah alasan, seperti sosial, ekonomi, leisure dan budaya.
Alasan-alasan itu sesungghunya tidak lain adalah jaringan sosio-spasial.
Sebagai ilustrasi, pada pertengahan tahun 2022, jumlah penumpang kereta api Jabodetabek mencapai 1,2 juta perhari (Kompas.com, 19/6/2022). Siapa mereka itu?
Mereka adalah para sirkuler dan komuter yang melakukan pergerakan dalam jaringan sosial dan ruang.
Mereka adalah agency, pengusaha, pedagang, pejabat, pelajar, mahasiswa, guru, dosen - dan berbagai posisi lainnya dalam struktur sosial - yang melakukan pergerakan dan jaringan sosio-spasial melalui kereta api.
Mereka bergerak dari satu ruang ke ruang lain dengan berbagai alasan atau jaringan.
Seorang pedagang bergerak menuju pasar, tidak lain karena dalam pergerakan itu ada jaringan, dan jaringan itu adalah jaringan perdagangan.
Seorang pengusaha bergerak dari satu tempat usaha ke tempat usaha lainnya, bisa jadi sedang dalam pergerakan jaringan pengusaha atau perusahaan.
Selanjutnya seorang pejabat bergerak dari kantor ke kantor lainya, bisa dipastikan karena alasan jaringan birokrasi.
Seorang dosen, peneliti, profesor begerak menuju kampus melayani mahasiwanya, pada saat yang bersamaan mereka bertemu dengan kolega-koleganya dalam jaringan produksi dan reproduksi pengetahuan.