Opini
Syafaat Rasulullah
Ayat-ayat Al-Qur'an dengan jelas menyebut kosa-kata 'syafaat' sebanyak 23 kali yang tersebar dalam 17 surah.
Selain itu, ada pula syafaat Nabi yang terakhir kalinya yang juga tidak hanya diberikan kepada umatnya, tapi juga umat lain, tetapi bersifat khusus karena hanya untuk penghuni surga, yang sudah pasti para ahlul-tauhid, atau yang mentauhidkan Allah sebagaimana intisari dakwah para nabi dan rasul.
Jadi mereka yang telah mendapat rahmat spesifik untuk masuk surga, masih tetap membutuhkan syafat Rasulullah.
Sabda Nabi melalui jalur Anas bin Malik, "Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu aku meminta agar pintu surga dibuka. Penjaga surga berkata, 'Siapa kamu? Aku menjawab, 'Muhammad'. Lalu penjaga pintu surga berkata, 'Aku diperintahkan agar tidak membuka pintu surga lebih dulu untuk siapa pun kecuali untukmu," (HR. Muslim, No. 197).
Paling penting adalah mengetahui amalan yang dapat menjadi sarana untuk mendapat syafaat rasulullah dan atau amal shaleh, setidaknya ada empat: pertama.
Memperbanyak sujud yakni istiqamah menjalankan ibadah salat fardhu lalu ditambah dengan salat-salat sunnah.
Diriwayatkan bahwa salah seorang pelayan ditanya oleh Nabi, Apa keperluanmu? Dia menjawab, Keperluanku agar engkau Wahai Rasulullah memberi syafaat bagiku pada hari kiamat. 'Bantulah aku dengan memperbanyak sujud', jawab Rasulullah. (HR. Ahmad, 3/500, disahihkan oleh Al-Albani).
Kedua. Memperbanyak membaca Al-Qur'an lalu ditadabburi isinya akan menjadi pemberi syafaat di hari kemudian. Nabi bersabda, "Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya bacaan Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya, (HR. Muslim, No. 804).
Ketiga, berpuasa, baik puasa fardhu Ramadhan maupun puasa sunnah. Baik Al-Qur'an maupun puasa akan datang dan berdoa kepada Allah, " Pusa berkata, Ya, Rabb, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku memberi syafaat padanga. Lalu bacaan Qur'an berkata, Wahai Rabb, aku telah mencegahnya dari tidur di malama hari, maka izinkan aku memberi syafaat kepadanya.
Rasul bersabda, Maka keduanya diizinkan memberi syafaat," (HR. Imam Ahmad, 2/174). Keempat, bershalawat pada Nabi, lebih khusus ketika selesai mendengarkan adzan lalu berdoa, untuk mendapatkan wasilah,
"Kemudian mintalah kepada Allah wasilah untukku, karena sesungguhnya itu adalah kedudukan yang tinggi di surga, yang tidak pantas diduduki kecuali oleh seorang hamba dari para hamba Allah. Dan aku berharap akulah hamba tersebut. Barangsiapa yang memohon wasilah untukku, maka dia berhak mendapatkan syafaatku," (HR. Muslim, 1/288).
Dan redaksi shalawat paling ringkas adalah, "Allahumma shalli 'ala Muhammad".
Demikian antara amalan yang mampu mendatangkan syafaat kepada pelakunya. Maka di momen Bulan Maulid ini, mari bertekad agar istiqamah menjalankan ibadah yang mampu menjadi perantara datangnya syafaat di hari kemudian, utamanya syafaat dari Rasulullah. Wallahu A'lam!(*)