Opini
Psikologis Kerusuhan dan Moderasi, Obrolan Ringan tentang Moderasi
Saat publik mulai memupuk asa kepada timnas PSSI di bawah arahan Shin Tae Yong terjadilah peristiwa menggegerkan jagat sepakbola di stadion Kanjuruhan
Burhan dan Gelo kompak memandang saya. Menunggu penjelasan lanjutan.
Saya menarik napas.
"Inilah bila supporter tidak memiliki sikap moderasi."
Saya mulai menganalisa.
"Bukankah kita semua sudah paham bahwa moderasi bisa menjadi instrumen penting agar kita bisa bijak dalam tingkah laku sosial."
"Bukannya moderasi hanya untuk lingkup beragama, bang Haji? Gelo bertanya. Keningnya berkerut tanda belum paham.
"Ya tidaklah, moderasi itu perangkat yang bisa kita gunakan dalam relasi sosial maupun dalam hal apa saja. Bahkan dalam sepak bola sekalipun," jelas saya.
"Andai para suporter tidak merasa benar sendiri, andai para pendukung tidak ekstrim dalam menyikapi kekalahan maka tidak akan terjadi tragedi memilukan sekaligus memalukan ini."
Ya, peristiwa ini akan menjadi semacam _collective memories_ atau ingatan bersama yang melahirkan trauma berat bagi insan sepakbola lndonesia terutama bagi pemain dan penonton yang menjadi saksi hidup.
Well, semoga kita semua bisa mengambil lessons atau pelajaran besar dari kejadian ini.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita