BRI Antar Keripik Singkong Matoh Rambah Pasar Ekspor dan Ramaikan Festival Pasar Tong-Tong Belanda
Berkat ikuti event BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, Keripik Singkong Matoh akhirnya bisa rambah pasar internasional.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: Mikhael Gewati
Sayangnya, saat pandemi Covid-19 melanda, porsi penjualan menjadi terbalik, yaitu 65 persen untuk pasar lokal dan 35 persen untuk ekspor. Menurutnya, hal ini terjadi karena adanya lockdown di beberapa negara, sehingga proses pengiriman menjadi terbatas.
Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan pihaknya untuk terus memperluas pasar ekspor. Rencananya, Matoh akan melakukan ekspansi ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Di sisi lain, pihaknya akan memprioritaskan Belanda sebagai tujuan ekspor berikutnya. Sebab, Belanda dinilai memiliki pasar yang tinggi karena masyarakat Belanda lebih familiar dengan produk dan cita rasa Indonesia. Adapun saat ini, pasar terbesar Matoh di Tanah Air adalah Pulau Bali.
Dengan harga produk Matoh termurah berada di Rp 13.000, Pujiono mengatakan, produksi Matoh kini mencapai 25-30 ton atau sekitar 40.000-50.000 kemasan per bulan.
Dalam menjalankan usaha, pihaknya juga mempekerjakan sekitar 30 karyawan dan bekerja sama dengan sekitar delapan petani yang per orangnya mengelola ladang singkong 1,5 sampai dengan dua hektar (ha).
Konsisten edukasi UMKM Go Global

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan, BRI terus mengedukasi dan menyiapkan pelaku UMKM untuk mengembangkan pangsa pasarnya hingga ke mancanegara atau go global.
Amam mengatakan, BRI juga melakukan strategi business matching mempertemukan konsumen dari mancanegara dengan UMKM lokal. Strategi ini dapat dilihat dari gelaran BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, ajang tahunan BRI untuk mendorong pelaku UMKM binaan BRI go global.
Di tahun lalu, ajang tersebut mencatatkan transaksi business matching hingga 72,13 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau melampaui target perseroan yang telah ditetapkan sebesar 65 juta dollar AS.
Adapun sebanyak 110 konsumen yang meramaikan ajang tersebut berasal dari 31 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Timur tengah, hingga Australia.
"UMKM lokal memiliki potensi yang sangat besar dengan beragam keunikan serta produk yang disukai oleh berbagai konsumen dari berbagai negara. Untuk itu, kami mencoba berusaha mendampingi agar produk UMKM lokal ini memiliki kualitas terbaik dan selaras dengan kebutuhan pasar," katanya.