Polisi Tembak Polisi
Anggota Kompolnas Benny Mamoto Dianggap Bohong Soal Brigadir J, Netizen Kaitkan dengan Rizieq Shihab
Desakan Benny Mamoto mundur dari Kompolnas tersebut terkait dengan beredarnya video Benny Mamoto yang menjelaskan kronologi tewasnya Brigadir J.
Jika HRS dipenjara krn kalian tuduh bohong pada kasus OMNI. Maka kalian hrs penjarakan juga BENNY MAMOTO yg menyebarkan berita bohong bahwa tdk ada kejanggalan pada peristiwa kematian Brigadir J.
Pernyataan Kontroversi Benny Mamoto
Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J di Tanggal 8 Juli dan 8 Tahun Jelang Pensiun, Gagal Jadi Kapolri
Sebelumnya, warganet saat ini ramai membahas ucapan Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto yang beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal dalam peristiwa meninggalnya Brigadir J.
Seperti contoh, Benny mengatakan bahwa Bharada E merupakan juara menembak sehingga bidikannya tepat. Namun, baru-baru ini pernyataan tersebut dibantah oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan pengacara Bharada E.
"Bharada E tidak jago menembak. Baru latihan menembak pada Maret 2022," ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu.
Hal itu lantas membuat warganet geram. Umumnya warganet menuding Benny Mamoto tidak profesional dalam menjalankan tugasnya di Kompolnas.
Sebelumnya, olah TKP di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo telah digelar, Selasa (12/7) malam hingga Rabu (13/7) dini hari. Terkait hasil olah TKP, Sekretaris Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto menjelaskan, sudah melihat foto-foto yang ada dan tidak ada kejanggalan dalam kasus ini.
Kompolnas Benny Mamoto membantah adanya kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Hutabarat.
“Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J,” katanya.
Banyak orang bertanya, mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E, sementara lima tembakan dari Bharada E itu kena semua ke Brigadir J.
Terkait hal itu, Benny mengungkapkan jika saat itu, kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan. Sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu juga terhalang oleh tangga.(*)