Polisi Tembak Polisi
Anggota Kompolnas Benny Mamoto Dianggap Bohong Soal Brigadir J, Netizen Kaitkan dengan Rizieq Shihab
Desakan Benny Mamoto mundur dari Kompolnas tersebut terkait dengan beredarnya video Benny Mamoto yang menjelaskan kronologi tewasnya Brigadir J.
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Benny Mamoto kembali jadi perbincangan warganet, khususnya di media sosial Twitter. Ketua Harian Kompolnas tersebut didesak mundur lantaran dianggap menyebarkan berita bohong tengang kasus tewasnya Brigadir J di kediaman Irjen Ferdy Sambo.
Desakan Benny Mamoto mundur dari Kompolnas tersebut terkait dengan beredarnya video Benny Mamoto yang menjelaskan kronologi tewasnya Brigadir J.
Dalam video tersebut, Benny Mamoto menepis adanya kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J.
Benny yakin Brigadir J meninggal karena baku tembak di kediaman Irjen Ferdy Sambo.
Dalam video yang beredar, Benny yakin Brigadir J ditembak oleh Bharada E karena melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.
Baca juga: Penyebab Sebenarnya Brigadir J Ditembak Orang Suruhan Ferdy Sambo Terungkap, Mahfud MD: Sensitif
Baca juga: Kapolri Dalami Motif Penembakan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo
"Kondisi Brigadir J dalam keadaan panik dan tidak fokus dalam membidikkan senjatanya karena kaget sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu, ia juga terhalang tangga," ujar Benny dikutip dari Kompas TV, Rabu (13/7/2022).
Sementara Bharada E, menurut Benny, dapat fokus menembak karena posisinya di atas sehingga bisa mengarahkan senjatanya ke arah Brigadir J.
Posisi tersebut dinilai memudahkan Bharada E untuk membidik Brigadir J.
Dalam video, Benny juga menyebut Bharada E adalah pelatih vertical rescue dan penembak nomor satu dalam kesatuannya, sehingga bidikannya tepat sasaran.
Sementara itu, luka lebam dan sayatan di tubuh jenazah Brigadir J sempat jadi polemik.
Benny pun menepis kejanggalan tersebut usai melihat foto-foto setelah kejadian.
Baca juga: Mengapa Bharada E Tak Tolak Perintah Atasan Saat Disuruh Tembak Brigadir J? Pengacara: Ada Peraturan
"Tidak ada luka sayatan, yang ada luka bekas serempetan bekas peluru atau pecahan peluru. Kalau sayatan itu tipis seperti kena pisau, tetapi ini tidak," ujar Benny.
Ia juga menyanggah adanya jari yang putus pada tubuh korban.
Menurut Benny, jari Brigadir J terluka karena ketika memegang pistol ia terkena tembakan dari Bharada E.
"Kemudian menyangkut masalah luka lain, itu dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena ini semata melepas tembakan dan pelurunya itu mengenai benda lain baru mengenai tubuh," ujar Benny.
Karena peluru mengenai benda lain sebelum bersarang di tubuh Brigadir J, kata Benny, maka proyektilnya pecah.
Namun, banyak dari masyarakat yang meragukan pernyataan Benny Mamoto dan ingin agar ia juga turut diperiksa.
Video pernyataan Benny Mamoto yang dianggap kontroversial bisa ditonton di SINI
Dikaitkan dengan Habib Rizieq Shihab
Baca juga: Ingat Rizieq Shihab? Dipenjara Gegara Berita Bohong dan Pelanggaran Karantina, Kini Bebas Gegara Ini
Dugaan penyebaran berita bohong yang dilakukan Benny Mamoto juga dikaitkan dengan penangkapan mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HBS).
Seperti diberitakan sebelumnya, HBS ditangkap dan dipenjara lantaran dituduh menyebarkan berita bohong tentang kondisinya setelah menjalani perawatan di RS Ummi, Bogor.
Di dalam video itu, Rizieq mengaku sudah dalam kondisi baik dan sehat.
Padahal, Rizieq saat tiba di RS Ummi Bogor sempat menjalani swab antigen dengan hasil reaktif.
Hal ini juga diketahui Rizieq. Sehingga, status Rizieq saat itu adalah pasien probabel Covid-19, sambil menunggu hasil PCR test yang dilakukan oleh tim MER-C.
Baca juga: Kapolri Sebut Nama Putri Candrawathi Saat Sampaikan Motif Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J: Pemicu Utama
Atas kasus ini, HRS dijerat dengan pasal 14 Ayat (1) subsider Pasal 14 Ayat (2) lebih subsider Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. HRS pun divonis dengan hukuman 4 tahun penjara.
Berikut komentar-komentar para netizen terkait kebohongan Benny Mamoto:
@sensus_888:
IBHRS..cuma bilang 'sehat' divonis bersalah krn dianggap membuat keonaran bkn dlm suatu keterangan resmi ( yg menyangkut kejadian besar) Lah si Benny Mamoto ini dgn jelas menebar hoax padahal apa yg dia sampaikan menyangkut masalah besar
@arisqaputra
Ingat Habib Bahar Smith ceramah brdasarkan berita media massa,bukti foto yg dia lihatnya sendiri&kesaksian kerabat dituntut 5 thn penjara. Benny Mamoto menyebarkan fitnah&kebohongan yg dasarnya ngga jelas, apa dia bisa trlepas dr tuntutan hukum? #UsutKembaliKM50
@kerupukbasah05
Jika HRS dipenjara krn kalian tuduh bohong pada kasus OMNI. Maka kalian hrs penjarakan juga BENNY MAMOTO yg menyebarkan berita bohong bahwa tdk ada kejanggalan pada peristiwa kematian Brigadir J.
Pernyataan Kontroversi Benny Mamoto
Baca juga: Irjen Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J di Tanggal 8 Juli dan 8 Tahun Jelang Pensiun, Gagal Jadi Kapolri
Sebelumnya, warganet saat ini ramai membahas ucapan Ketua Harian Kompolnas, Irjen (Purn) Benny Mamoto yang beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal dalam peristiwa meninggalnya Brigadir J.
Seperti contoh, Benny mengatakan bahwa Bharada E merupakan juara menembak sehingga bidikannya tepat. Namun, baru-baru ini pernyataan tersebut dibantah oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan pengacara Bharada E.
"Bharada E tidak jago menembak. Baru latihan menembak pada Maret 2022," ujar Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu.
Hal itu lantas membuat warganet geram. Umumnya warganet menuding Benny Mamoto tidak profesional dalam menjalankan tugasnya di Kompolnas.
Sebelumnya, olah TKP di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo telah digelar, Selasa (12/7) malam hingga Rabu (13/7) dini hari. Terkait hasil olah TKP, Sekretaris Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto menjelaskan, sudah melihat foto-foto yang ada dan tidak ada kejanggalan dalam kasus ini.
Kompolnas Benny Mamoto membantah adanya kejanggalan dalam kasus tewasnya Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Hutabarat.
“Jadi kasus ini kan memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J,” katanya.
Banyak orang bertanya, mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang mengenai Bharada E, sementara lima tembakan dari Bharada E itu kena semua ke Brigadir J.
Terkait hal itu, Benny mengungkapkan jika saat itu, kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan. Sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu juga terhalang oleh tangga.(*)
