Tribun Makassar
Jalan Panjang Ilham Husen dari Jurnalis hingga Jadi Dewas Perusda Makassar
Ilham Husen dilantik menjadi seorang Dewan Pengawas di Perusahaan Daerah Pasar Makassar Raya.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Ilham Husen dilantik menjadi seorang Dewan Pengawas di Perusahaan Daerah atau PD Pasar Makassar Raya.
Ia adalah seorang jurnalis senior.
Hampir 20 tahun, Itol (Ilham Tolitoli), sapaan akrabnya, sudah merintis karier sebagai jurnalis televisi.
Lelaki kelahiran Toli-toli Sulawesi Tengah ini sudah pernah menjadi seorang reporter TV One.
Kabupaten Tolitoli adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Baolan.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079,77 km⊃2; dan berpenduduk sebanyak 226.794 jiwa.
Baca juga: Danny Pomanto Curiga Kerugian Perusda Makassar karena Uang Perusahaan Dipakai Bersenang-senang
Daerah ini berbatas dengan Provinsi Gorontalo. Wilayah pun menghadap ke Laut Sulawesi.
Ketika VE Channel launching awal tahun 2014, ia pun didapuk menjadi Eksekutif Produser News.
Terakhir, dia mengelola media online hingga akhirnya menjabat sebagai Dewan Pengawas pasca dilantik Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
“Setelah mengikuti seleksi begitu ketat, Alhamdulillah Selasa (19/07/2022) dilantik dan diambil sumpah sebagai Dewan Pengawas BUMD (PD Pasar Makassar Raya) Oleh Wali Kota Makassar @dpramdhanpomanto bersama Ibu Wakil Walikota Makassar @fatmawatirusdi, Makasih atas amanah yang diberikan,” tulis Aji Itol, sapaan akrabnya, di akun Facebooknya, Selasa (19/7).
Selama ini, Itol memang banyak berteman dengan siapa pun.
Ada satu pengalaman Tribun bersama Itol di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali, sekitar tahun 2016.
Baca juga: Lantik Arianto Sebagai Direktur Perusda Panrannuangku, Bupati Takalar Harap Mampu Tingkatkan PAD
Sebagai executive producer, Itol turun langsung bersama satu videographer dan satu presenter.
Kala itu, dia aktif mengangkat kamera dan alat-alat Live.
Ia juga tak segang untuk memanggil semua rekan-rekan jurnalis lain untuk berburu tokoh Partai Golkar asal Sulawesi Selatan sekelas Nurdin Halid, Idrus Marham, dan Syahrul Yasin Limpo kala itu.