Opini Nasrullah Mappatang
Pelajaran Berharga dari Coach Bernardo Tavares
Gelaran babak penyisihan Grup H, AFC CUP, yang dihelat di Kuala Lumpur (KL), Malaysia, usai sudah pada Kamis (30/6).
Tavares adalah avant-garde yang berdiri di depan kala tim asuhannya mendapatkan tindakan tidak fair, layaknya jenderal perang yang berdiri gagah di barisam terdepan melindungi dan membela moral para pasukannya.
Terlepas dari segala kekesalan terhadap wasit dan manajemen AFC, pelajaran berharga selanjutnya dari seorang Tavares adalah apresiasinya kepada kerja keras pemainnya dan kesetiaan suporter yang datang mendukung PSM.
Ia dengan tanpa ragu mengatakan dengan suara yang makin meninggi, bahwa:
“Saya sangat senang dengan pemain-pemain saya, mereka adalah petarung sejak menit pertama.” …….
“Saya ingin pada kesempatan ini mengucapkan ‘terima kasih’ kepada suporter kami karena mereka datang ke sini mendukung tim dengan sungguh – sungguh, …. dan itu sangat penting bagi kami.”
Layaknya seorang pemimpin pasukan, Fernando Jose Bernardo Tavares, nama lengkapnya, layak mendapat penghormatan dari anggota pasukannya di tim Juku Eja. Ia laki – laki bertanggungjawab dan berpendirian teguh.
Prinsipnya tidak bisa diajak bermain – main. “Ma-getteng”, teguh, gigih, kata orang Bugis-Makassar.
Terakhir, dalam menjaga kekompakan timnya, Tavares seperti mengamalkan satu dari sepuluh dalil Saul Alinsky (Alynsky’s rule), seorang aktivis/organiser komunitas asal Amerika, yaitu bagaimana “menjaga pengalaman pengikut - pengikutnya (followers)”.
Itu dilakukan dengan jalan terus membersamai pemain dan suporter. Ia tak segan memberikan perhatian lebih pada setiap kondisi pasukannya, terutama bagi yang cedera selepas pertandingan. Terlebih lagi, Tavares adalah boss yang pandai mengapresiasi setiap usaha dan hasil yang dicapai oleh anak buahnya.
Tavares memang bukan sembarang punggawa. PSM Makassar beruntung memilikinya. Bravo PSM. Thank you, coach.(*)