Opini Nasrullah Mappatang
Pelajaran Berharga dari Coach Bernardo Tavares
Gelaran babak penyisihan Grup H, AFC CUP, yang dihelat di Kuala Lumpur (KL), Malaysia, usai sudah pada Kamis (30/6).
Tavares menggiring pemainnya untuk menuju tribun tempat para suporter PSM berkumpul.
Dia sendiri yang memanggil pemainnya satu per satu untuk menyapa suporter yang menunggunya di tribun.
” Thank you, coach,” teriak salah seorang suporter di samping saya.
“Thank you, Mister Tavares,” diikuti suporter lainnya.
Dalam benak, saya berpikir, mengapa para suporter ini begitu apresiatif terhadap sang pelatih sementara suporter lainnya lebih senang meneriaki pemain idola.
Jawabannya baru saya dapatkan setelah laga kontra Rovers usai, tepatnya di saat konferensi pers berlangsung.
Punggawa Pasukan Ramang yang sekarang ini memang punya keistimewaan sebagai orang paling bertanggung jawab pada tim PSM Makassar.
Saya melihat ekspresi wajahnya sebelum memasuki ruang konferensi pers.
Masih tegang dan beraut cemas meski baru saja mendapatkan kemenangan gemilang.
Apa yang dikatakannya terekam baik di akun media sosial PSM Makassar selama konferensi pers.
Di situlah sosok sesungguhnya seorang Tavares terpancar. Dia lelaki yang sangat bertanggung jawab atas tim dan anak buahnya.
Tavares adalah sosok yang sangat menjaga pemainnya agar tidak “disentuh” apalagi dicederai.
Kebugaran dan keoptimalan pemainnya adalah harga mati. Olehnya, ia sangat menyesalkan banyaknya pemain PSM yang cedera ketika menaklukkan Tampines Rovers.
Wasit pun dan pihak AFC menjadi sorotan tajamnya. Ia tidak bisa menerima anggotanya diperlakukan tidak fair seperti itu.
Rentetan kekecewaan di atas membuatnya tak dapat tersenyum happy di hadapan awak media seusai pertandingan kontra Tampines Rovers (27/6).