Warga Pallantikang Maros Minta Dijadikan Pekerja Rel Kereta Api di Kampungnya, Patarai Jadi Sasaran
Warga Pallantikang menuntut supaya direkrut jadi pekerja selama proses pengerjaan rel kereta api berlangsung di Maros.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sejumlah warga Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, protes pihak pengelola kereta api di Kabupaten Maros.
Warga Pallantikang menuntut supaya direkrut jadi pekerja selama proses pengerjaan rel kereta api di kampungnya.
Bahkan warga juga mengancam Ketua DPRD Maros, Patarai Amir jika tak mampu memberikan solusi tenaga kerja.
Saat aksi, warga didampingi Laskar Merah Putih (LMP) Kabupaten Maros.
Perwakilan warga, Wajidi Samalewa mengatakan, warga terpaksa turun aksi di Lingkungan Data setelah berusaha menemui pihak pengelola.
"Kami dari warga sudah berusaha untuk komunikasi dengan pihak pengelola rel kereta api. Tapi selalu buntu," kata Wajidi, Rabu (29/6/2022).
Ia menyampaikan, warga melalui LMP sudah bersurat ke pengelola rel kereta api soal rencana audiens tenaga kerja.
Surat permintaan audiens itu dikirim tiga kali yakni tanggal 13, 20 dan 24 Juni 2022.
Hanya saja, surat permohonan audiens tersebut tak digubris.
"Kami sudah bersurat soal audiens tenaga kerja. Kami ingin masyarakat setempat juga ikut dipekerjakan. Tapi tidak ada respon," kata dia.
Warga awalnya ingin bertemu secara kekeluargaan, namun upayanya terus gagal. Hal itulah membuat warga geram.
Selama ini warga setempat sempat diam. Namun setelah melihat pekerja adanya pekerja dari luar daerah, muncul keinginan warga juga ingin diperkejakan.
"Kami yang merasakan dampaknya. Tapi kenapa orang dari luar yang nikmati hasilnya. Kami warga di sini juga mau berpenghasilan. Kerja seperti mereka," kata dia.
Ia membberkan dampak yang yang dirasakan oleh warga setempat selama proses pembangunan rel.
"Dampakmya terhadap perputaran ekonomi UMKM, dampak kesehatan akibat debu material, hingga dampak keselamatan akibat aktivitas truk angkutan material proyek," kata dia.