Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

30 Warga Maros Kerja di Luar Negeri, BP3MI Dorong Perlindungan

Ia mengatakan, program Desa Migran Emas menjadi langkah percontohan untuk memperkuat ekosistem perlindungan pekerja migran.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
ISTIMEWA
Pekerja Migran - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Desa Migran Emas di Grand Town Mandai, Kabupaten Maros, Kamis, (13/11/2025). 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Sebanyak 230 ribu pekerja migran asal Indonesia saat ini bekerja di berbagai negara.

Jumlah itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Sosialisasi Desa Migran Emas yang digelar Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).

Kegiatan tersebut berlangsung di Grand Town Mandai, Kabupaten Maros, Kamis (13/11/2025).

Direktur Jenderal Pemberdayaan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI), Moh Fahri, hadir langsung membuka kegiatan.

Ia mengatakan, program Desa Migran Emas menjadi langkah percontohan untuk memperkuat ekosistem perlindungan pekerja migran.

“Ini wujud hadirnya negara. Masyarakat harus dibekali informasi lengkap soal hak dan kewajiban, termasuk hal yang tidak boleh dilakukan di negara tujuan,” katanya.

Menurutnya, desa memiliki peran penting dalam proses perlindungan pekerja migran.

“Pendataan harus dimulai dari desa. Laporan itu disampaikan ke Bupati, lalu diteruskan ke Gubernur,” tambahnya.

Dengan sistem itu, kata dia, pemerintah bisa mengetahui siapa yang berangkat secara prosedural dan siapa yang tidak.

“Mereka yang tidak prosedural akan jadi fokus negara untuk diberikan perlindungan,” katanya.

Ia menambahkan, desa juga diharapkan menjadi pusat fasilitasi bagi warga yang berniat bekerja ke luar negeri.

“Sekarang generasi Z banyak yang berminat menjadi pekerja migran. Jumlahnya mencapai lebih dari 70 persen,” ungkapnya.

Data  BP3MI mencatat, saat ini ada sekitar 230 ribu pekerja migran asal Indonesia.

Negara tujuan favorit di antaranya Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Singapura.

“Sebagian besar masih bekerja di sektor rumah tangga. Ke depan kami akan tingkatkan keterampilan mereka agar bisa menjadi pekerja medium skill,” jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved