Opini Abdul Gafar
Hidayah
Setiap manusia dalam aktivitas kehidupannya selalu mengharapkan dirinya berada dalam jalur dan koridor yang benar.
Ustadz ini cukup lama bermukim di timur tengah menimba ilmu keagamaan.
Persoalan-persoalan kemanusiaan berkaitan dengan diri, kelompok hingga membahas tentang masalah kenegaraan menjadi objek pembicaraan dalam tinjauan quran dan hadis.
Kajian kemarin menyangkut tentang bagaimana hidayah itu dapat diterima atau terhalangi karena perbuatan kita sendiri. Setidaknya ada 3 hal yang menghalangi hidayah itu. Ketiga hal itu adalah (1). Keangkuhan, (2). Kemarahan, dan ((3). Dendam.
Keangkuhan telah menjadikan dunia ini berantakan di mana-mana. Sikap angkuh karena adanya posisi tertentu membuat seseorang dapat saja bertindak sewenang-wenang. Pangkat, jabatan, pendidikan, kekuasaan, dan atribut lainnya dapat menjadi pemicu seseorang menjadi angkuh. Sekelompok rombongan ‘orang terhormat’ dapat memacetkan jalan raya akibat karena mereka akan melintas di situ. Mereka wajib lewat tanpa hambatan, yang lain boleh menunggu sesudahnya.
Karena jabatan yang tersandang, mobil ambulance pun harus ‘minggir’ tersenggol oleh rombongan pejabat yang akan lewat. Kapan kita akan memulai pejabat yang lewat akan mematuhi prosedur yang ada tanpa berlebihan pengamanannya ? Kalau negara aman, tidak butuh pengamanan yang sangat ketat. Biasa-biasa sajalah.
Kemarahan juga telah turut mewarnai perjalanan sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Ketika marah telah menjadi bagian ritual dari masyarakat, maka tunggulah kerusakan. Begitu pula jika kemarahan menjadi milik dari aparat, rasakan juga kerusakan. Oleh karena itu, kemarahan mesti dikendalikan agar tidak berkelanjutan.
Terakhir, jangan biarkan dendam itu terus membara dan membakar. Hanguslah semua yang telah dibangun akibat dendam kesumat. (*)