Perang Rusia Ukraina
Tak Terima Pernyataan tentang Vladimir Putin, Gereja Ortodoks Rusia sampai Tegur Paus Fransiskus
Gereja Ortodoks Rusia keberatan Paus Fransiskus dinilai salah perihal desakannya kepada Patriark Kirill tidak menjadikan Vladimir Putin "anak altar"
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.
Kyiv dan pendukung Baratnya mengatakan klaim fasisme tidak masuk akal dan mengatakan Rusia melancarkan perang tanpa alasan yang mengancam kelangsungan Ukraina sebagai negara demokratis yang berdaulat.
Patriarki Moskow mengutip Kirill yang mengatakan kepada Paus Fransiskus pada 16 Maret bahwa media Barat telah gagal melaporkan situasi di Ukraina secara akurat - keluhan yang sering disampaikan Rusia.
Kirill mengatakan konflik di Ukraina telah dimulai pada 2014 ketika protes menggulingkan seorang presiden pro-Rusia.
Kirill mencatat apa yang dia katakan adalah penganiayaan terhadap penutur bahasa Rusia di kota pelabuhan Odesa, Ukraina.
Ukraina menyangkal adanya penganiayaan semacam itu.
Namun Kirill juga mengungkapkan kesedihannya atas konflik tersebut.
“Tentu saja, situasi ini terkait dengan rasa sakit yang luar biasa bagi saya. Kawanan saya berada di kedua sisi konfrontasi, mereka kebanyakan adalah orang-orang Ortodoks,” kata Patriarki mengutipnya.
“Bagaimana kita bisa mendorong perdamaian mereka yang berperang dengan satu tujuan untuk mencapai konsolidasi perdamaian dan keadilan?”
Putin juga mengutip perluasan NATO ke perbatasan Rusia sebagai alasan konflik di Ukraina meskipun apa yang dia katakan adalah jaminan yang diberikan ketika Uni Soviet runtuh bahwa aliansi itu tidak akan berkembang sebuah masalah yang disinggung Kirill.
“Patriark Kirill lebih lanjut mengingat bahwa pada akhir era Soviet, Rusia menerima jaminan bahwa NATO tidak akan bergerak satu inci pun ke arah timur,” kata Patriarki Moskow. "Namun, janji ini dilanggar."
AS dan NATO menyangkal jaminan tersebut diberikan tetapi mengatakan negara-negara bebas untuk mendaftar untuk bergabung dengan aliansi yang mereka katakan murni defensif dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia.(*)
