Mubes IKA Unhas
Siapa Layak Mengganti JK?
Siapa pengganti Jusuf Kalla (JK) memimpin Ikatan Alumni Universitas hasanuddin (IKA-UNHAS) di masa datang?
Sebab tugas yang diemban bukan hanya untuk kepentingan alumni tetapi yang lebih penting adalah tanggungjawab untuk almamater.
Karena ketua IKA adalah personifikasi Unhas secara totalitas.
Kalau begitu, siapa yang layak mengganti JK sebagai Ketua IKA Unhas? Jika mengikuti perbincangan di medsos, tentu banyak figur yang diunggulkan.
Ada yang menyebut Syahrul Yasin Limpo (SYL), Andi Amran Sulaiman (AAS), Prof Idrus A Paturusi, Ir Haedar A Karim bahkan ada yang menyebut Mukhlis Fatahna yang juga Ketua Umum KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan).
Namun penentuan pengganti JK, harus tetap berdasar prinsip budaya Sulsel yang selama ini terpatri dalam sikap dan perilaku alumni.
Salah satunya adalah menghormati senior dan meminta petuahnya untuk menentukan ketua IKA Unhas.
Caranya, para senior alumni Unhas difasilitasi untuk berkumpul dan berembuk, siapa figur yang layak memimpin IKA Unhas pasca JK.
Jika para senior sudah bersepakat, maka diharapkan menjadi rekomendasi bagi peserta Mubes untuk menentukan pilihannya.
Pola penentuan Ketua IKA Unhas seperti ini, selain memenuhi makna filosofi dari bermusyawarah, juga memenuhi dimensi kearifan budaya Sulsel dengan prinsip sipakatau, sipakalebbi dan sipakainga.
Jika dimensi filosofi dan kearifan budaya tidak tercapai, barulah model demokrasi berbasis voting (pemungutan suara) dilakukan sebagai alternatif terakhir.
Sehingga di Mubes Unhas berlaku filosofi “ Yang Muda menghormati Yang Tua, dan Yang Tua mengasihi Yang Muda “.
Mentalitas Ayam Jago
Namun yang harus dihindari dalam mubes kali ini, sikap mau menang sendiri.
Dalam Bahasa yang sering digunakan Almarhum Prof Amiruddin (mantan Rektor Unhas dan Gubernur Sulsel), sering diistilahkan mentalitas “Ayam Jago “.
Sikap yang merasa dirinya saja yang hebat, jago dan tidak mau mendengarkan pandangan orang lain bahkan tidak mau bergandengan tangan untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan yang dibutuhkan IKA Unhas ke depan adalah kepemimpinan yang kolaboratif, visioner dan inklusif.
Biarkan mentalitas “ayam jago”, hanya sebagai catatan sejarah saja yang tidak layak lagi dipertontonkan.
Selamat bermubes, semoga menghasilkan Ketua IKA Unhas yang lebih baik prestasinya dibandingkan pendahulunya.(*)