Ingat Haerul Pemuda Perakit Pesawat Asal Pinrang? Dulu Diundang Moeldoko saat Viral, Nasibnya Kini
Pesawat ultralight tersebut membuat Haerul diundang sejumlah pihak termasuk dari pihak TNI hingga menteri.
"Iya, kami melakukan koordinasi berbagai pihak, " tambahnya.
Guru besar Universitas Hasanuddin ini memperkirakan pesawat ultralight Haerul sudah bisa uji coba bulan 5 tahun depan.
Menurut salah satu anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Sulawesi Selatan, Amran Salam, sertifikasi engine dan komponen pesawat semua ada ketentuannya.
Di Indonesia sendiri di bawah kewenangan Dirjen Perhubungan Udara.
"Untuk melakukan uji coba, kita bisa lakukan," ujarnya.
Ia pun optimis pesawat ultralight Haerul bisa terbang.
Baca juga: KNPI Luwu Timur Serahkan Donasi Bantu Bayi Haerul yang Menderita Penyakit Bawaan Lahir
Baca juga: Sempat Viral, Ini Kabar Terbaru Pesawat Buatan Haerul Pinrang, Kini Didampingi Fakultas Teknik Unhas
"Namanya usaha, kita harus optimis," tambahnya.
Menurutnya, status pesawat Haerul ini status pesawat yang dikembangkan.
Di setiap ada kekurangan, pasti dilakukan pembenahan.
"Tujuan dari pesawat Haerul ini, bagaimana mendesain pesawat yang desainnnya disesuaikan dengan standar yang sudah berlaku secara umum. Baik standar internasional maupun nasional," ujarnya.
Posisi pesawat masih dalam posisi display. Belum dikategorikan standar pesawat.
"Ini masih dalam bentuk model. Tetapi, kalau sudah mulai disempurnakan, baik dengan kontrol, mesin dan kelengkapan lainnya, nantinya itu akan menuju ke pesawat yang sesungguhnya," pungkasnya.
Haerul sendiri berharap pesawat ultralight ini bisa berhasil saat uji coba nanti.
"Mudahan-mudahan bisa. Sesudah ini, kalau pesawat berhasil terbang, saya akan buat helikopter untuk pertanian yang menggunakan remote kontrol," harapnya.
Sebelumnya, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memutuskan memberikan pendampingan Haerul di bulan Agustus.
Kemudian berkoordinasi dengan Haerul. Pesawat ultralight Haerul mulai dikerjakan bulan September.
Bulan Desember sudah diserahkan ke Haerul.
Butuh waktu 4 bulan dalam pengerjaan pesawat ultralight ini.
"Ini pertama kalinya kami membuat pesawat. Tetapi, teorinya sudah lama," pungkas Prof Nasaruddin Salam.
Setelah kama tak ada kabar, lantas bagimana nasib Haerul sekarang?
Kini tim pendamping dan Haerul bersiap untuk meluncurkan pesawatnya.
Sebelumnya, Nasaruddin mengatakan pesawat itu dalam waktu dekat sudah akan diuji coba.
Kemudian akan diluncurkan di Pinrang pada Februari 2022 jika mendapat izin dari Kementerian Perhubungan.
Rencananya, pesawat ini juga bakal diperjualbelikan.
Bisa untuk kendaraan pribadi maupun untuk sektor pertanian.
Kini sudah banyak yang berminat.
Peminat mulai dari komunitas penerbangan dan beberapa pemerintah daerah. (*)