Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ingat Haerul Pemuda Perakit Pesawat Asal Pinrang? Dulu Diundang Moeldoko saat Viral, Nasibnya Kini

Pesawat ultralight tersebut membuat Haerul diundang sejumlah pihak termasuk dari pihak TNI hingga menteri.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Haerul perakit pesawat asal Pinrang diundang Moeldoko ke istana 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat Haerul montir asal Pinrang, Sulawesi Selatan berhasil merakit pesawat terbang?

Dulu bikin heboh setelah Haerul telah merampungkan pengerjaan prototipe pesawat ultralight-nya.

Pesawat ultralight tersebut membuat Haerul diundang sejumlah pihak termasuk dari pihak TNI hingga menteri.

Namun setelah wara-wiri menhadiri undangan tahun 2020 lalu, Haerul sudah jarang tersorot.

Ultralight adalah salah satu kendaraan udara yang menghadirkan kesan penerbangan cepat dan santai.

Bentuknya yang lebih kecil dibanding pesawat penumpang seperti biasanya,.

Pesawat itu juga hanya mampu terbang dengan kecepatan serta jarak tertentu.

Baca juga: Bengnga Sosok Dibalik Suksesnya Haerul Si Pembuat Pesawat di Pinrang

Baca juga: Unhas Fasilitasi Haerul, Pembuat Pesawat Asal Pinrang, Kans Jadi Industri & Punya Nama, Apa Namanya?

Bagi sebagian orang di Indonesia, mungkin belum sering mendengar tentang pesawat ini.

Jenis pesawat ini lebih banyak dikenal warga Amerika Serikat dan beberapa negara barat lainnya.

Bahkan pesawat ini tidak membutuhkan tempat sebesar hanggar bandar udara untuk memarkirkan seluruh badan pesawat.

Di beberapa negara barat, menaiki atau mengendarai pesawat ini sudah menjadi salah satu olahraga rekreasi.

Kembali ke kisah Haerul si pembuat pesawat.

Haerul mendapat perhatian ketika videonya viral menerbangkan pesawat di Pantai Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Rabu 15 Januari 2020 lalu.

Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) dari FT Unhas, mengantar prototipe pesawat dari Workshop FT Unhas di Kabupaten Gowa dan tiba di Workshop Haerul, Kelurahan Pallameang Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, pada Jumat (25122020
Tim Pendampingan Pesawat Haerul (PPH) dari FT Unhas, mengantar prototipe pesawat dari Workshop FT Unhas di Kabupaten Gowa dan tiba di Workshop Haerul, Kelurahan Pallameang Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, pada Jumat (25122020 (Humas Unhas)

Sontak montir Haerul pun langsung menjadi perhatian publik.

Setelah beberapa kali melakukan percobaan terbang dan beberapa kali gagal.

Diuji coba kelima, pesawat rakitan tersebut berhasil mengudara.

Pesawat dari material barang rongsokan itu  dan sempat dua kali berputar di area pantai.

Haerul pun mendarat di tepi pantai Ujung Tape.

Saat itu, Haerul menjadi perbincangan netizen di republik ini.

Pejabat di negeri ini berlomba-lomba mengundang Haerul.

Mereka diantaranya Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko dan Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Hampir semua media tv, online dan koran memberitakan lelaki kampung ini merakit pesawat.

Baca juga: Masih Ingat Pemuda Asal Pinrang Haerul? Kini Pengembangan Pesawatnya Masuki Tahap Uji Coba di Unhas

Baca juga: Pesawat Haerul Target Terbang Tahun Depan, Ini Dua Bagian yang Masih Dikembangkan

Hal paling mencengankan adalah Haerul tidak tamat SD.

Kisah menjadi viral.

Nah kabar terbaru datang dari perkembangan perakitan ulang pesawatnya.

Ketua tim pendamping pesawat Haerul, Prof Nasaruddin Salam mengatakan, pesawat ultralight Haerul bisa Pulang Pergi (PP) Pinrang-Makassar selama 1 jam tanpa harus isi ulang bahan bakar.

"Tangki bahan bakarnya sampai 80 liter," ujar Prof Nasaruddin Salam disela persiapan serah terima pesawat Haerul di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/12/2020)

Pesawat ultralight yang memakai bahan pertamax ini, mempunyai jarak kecepatan 180/jam. 

Guru besar Universitas Hasanuddin atau Unhas ini membeberkan,  pesawat ultralight  Haerul multifungsi. 

"Pesawat ini bisa digunakan untuk menyemprot hama dan pemupukan, " ucapnya. 

Tim Pendampingan Pesawat Haerul, Anggota FASI Sulsel, dan Haerul berfoto bersama usai acara serah terima pesawat, di Kelurahan Pallameang,  Kecamatan Mattiro Sompe,  Kabupaten Pinrang,  Minggu, (27122020)
Tim Pendampingan Pesawat Haerul, Anggota FASI Sulsel, dan Haerul berfoto bersama usai acara serah terima pesawat, di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Minggu, (27122020) (TRIBUN-TIMUR.COM/NINING ANGRAENI)

Kapasitas berat yang ditampung sampai 100 kg. 

"Maksimal dua orang.  Satu pilot dan satu penumpang," ucapnya. 

Baca juga: Bengnga Sosok Dibalik Suksesnya Haerul Si Pembuat Pesawat di Pinrang

Baca juga: Ambisi Montir Asal Pinrang Haerul Tak Berhenti di Pesawat Ultralight, Segera Buat Helikopter

Adapun pesawat ini akan diuji coba jika kelengkapan dua komponen yakni mesin dan alat kontrol kokpit sudah ada.

"Diperkirakan tahun depan.  Kita akan uji coba di runway Malimpung," tambahnya. 

Menurutnya,  uji coba pertama dengan ketinggian 1 meter untuk melihat komponen yang kurang.  Selanjutnya 10 meter, lalu 100 meter. 

"Ya, bertahap dulu.  Supaya kita bisa tahu kekurangan dari pesawat ini," pungkasnya. 

Body pesawat ultralight Haerul terbuat dari bahan kuat dan ringan.  Yakni, dari baja dan besi yang dibungkus fiber silicone anti peluru, sementara untuk sayap berbahan dasar aluminium.

Pengerjaan prototipe pesawat dilakukan di  Laboratorium Teknologi Mekanik Kampus Fakultas Teknik Unhas Gowa mulai September 2020.

Sisanya perakitan berlangsung di kediaman Haerul Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Didampingi Fakultas Teknik Unhas

Haerul sempat mendapat pendapingan dari Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Tim pendamping juga sudah serahkan pesawat ultralight secara resmi ke Haerul di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe,  Kabupaten Pinrang,  Minggu,  (27/12/2020). 

Pesawat ultralight Haerul sisa menunggu dua komponen untuk siap terbang. Yakni mesin dan sistem kontrol kokpit

"Butuh waktu 1 sampai 2 bulan untuk mendatangkan engine (mesin)," ujar Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul, Prof Nasaruddin Salam.  

Ia membeberkan, pesawat ultralight akan diterbangkan pilot profesional.  

"Iya,  kami melakukan koordinasi berbagai pihak, " tambahnya.  

Guru besar Universitas Hasanuddin ini memperkirakan pesawat ultralight Haerul sudah bisa uji coba bulan 5 tahun depan. 

Menurut salah satu anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI)  Sulawesi Selatan, Amran Salam, sertifikasi engine dan komponen pesawat semua ada ketentuannya. 

Di Indonesia sendiri di bawah kewenangan Dirjen Perhubungan Udara. 

"Untuk melakukan uji coba, kita bisa lakukan," ujarnya.   

Ia pun optimis pesawat ultralight Haerul bisa terbang.  

Baca juga: KNPI Luwu Timur Serahkan Donasi Bantu Bayi Haerul yang Menderita Penyakit Bawaan Lahir

Baca juga: Sempat Viral, Ini Kabar Terbaru Pesawat Buatan Haerul Pinrang, Kini Didampingi Fakultas Teknik Unhas

"Namanya usaha, kita harus optimis," tambahnya.  

Menurutnya,  status pesawat Haerul ini status pesawat yang dikembangkan. 

Di setiap ada kekurangan, pasti dilakukan pembenahan.

"Tujuan dari pesawat Haerul ini, bagaimana mendesain pesawat yang desainnnya disesuaikan dengan standar yang sudah berlaku secara umum. Baik standar internasional maupun nasional," ujarnya. 

Posisi pesawat masih dalam posisi display. Belum dikategorikan standar pesawat.

"Ini masih dalam bentuk model. Tetapi, kalau sudah mulai disempurnakan, baik dengan kontrol, mesin dan kelengkapan lainnya,  nantinya itu akan menuju ke pesawat yang sesungguhnya," pungkasnya.  

Haerul sendiri berharap pesawat ultralight ini bisa berhasil saat uji coba nanti.  

"Mudahan-mudahan bisa. Sesudah ini, kalau pesawat berhasil terbang, saya akan buat helikopter untuk pertanian yang menggunakan remote kontrol," harapnya. 

Sebelumnya,  Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memutuskan memberikan pendampingan Haerul di bulan Agustus. 

Kemudian berkoordinasi dengan Haerul. Pesawat ultralight Haerul mulai dikerjakan bulan September.  

Bulan Desember sudah diserahkan ke Haerul.  

Butuh waktu 4 bulan dalam pengerjaan pesawat ultralight ini.  

"Ini pertama kalinya kami membuat pesawat. Tetapi, teorinya sudah lama," pungkas Prof Nasaruddin Salam.

Setelah kama tak ada kabar, lantas bagimana nasib Haerul sekarang?

Kini tim pendamping dan Haerul bersiap untuk meluncurkan pesawatnya.

Sebelumnya, Nasaruddin mengatakan pesawat itu dalam waktu dekat sudah akan diuji coba.

Kemudian akan diluncurkan di Pinrang pada Februari 2022 jika mendapat izin dari Kementerian Perhubungan.

Rencananya, pesawat ini juga bakal diperjualbelikan.

Bisa untuk kendaraan pribadi maupun untuk sektor pertanian.

Kini sudah banyak yang berminat.

Peminat mulai dari komunitas penerbangan dan beberapa pemerintah daerah. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved