Ingat Haerul Pemuda Perakit Pesawat Asal Pinrang? Dulu Diundang Moeldoko saat Viral, Nasibnya Kini
Pesawat ultralight tersebut membuat Haerul diundang sejumlah pihak termasuk dari pihak TNI hingga menteri.
Kapasitas berat yang ditampung sampai 100 kg.
"Maksimal dua orang. Satu pilot dan satu penumpang," ucapnya.
Baca juga: Bengnga Sosok Dibalik Suksesnya Haerul Si Pembuat Pesawat di Pinrang
Baca juga: Ambisi Montir Asal Pinrang Haerul Tak Berhenti di Pesawat Ultralight, Segera Buat Helikopter
Adapun pesawat ini akan diuji coba jika kelengkapan dua komponen yakni mesin dan alat kontrol kokpit sudah ada.
"Diperkirakan tahun depan. Kita akan uji coba di runway Malimpung," tambahnya.
Menurutnya, uji coba pertama dengan ketinggian 1 meter untuk melihat komponen yang kurang. Selanjutnya 10 meter, lalu 100 meter.
"Ya, bertahap dulu. Supaya kita bisa tahu kekurangan dari pesawat ini," pungkasnya.
Body pesawat ultralight Haerul terbuat dari bahan kuat dan ringan. Yakni, dari baja dan besi yang dibungkus fiber silicone anti peluru, sementara untuk sayap berbahan dasar aluminium.
Pengerjaan prototipe pesawat dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Kampus Fakultas Teknik Unhas Gowa mulai September 2020.
Sisanya perakitan berlangsung di kediaman Haerul Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Didampingi Fakultas Teknik Unhas
Haerul sempat mendapat pendapingan dari Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Tim pendamping juga sudah serahkan pesawat ultralight secara resmi ke Haerul di Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Minggu, (27/12/2020).
Pesawat ultralight Haerul sisa menunggu dua komponen untuk siap terbang. Yakni mesin dan sistem kontrol kokpit
"Butuh waktu 1 sampai 2 bulan untuk mendatangkan engine (mesin)," ujar Ketua Tim Pendampingan Pesawat Haerul, Prof Nasaruddin Salam.
Ia membeberkan, pesawat ultralight akan diterbangkan pilot profesional.