Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Benda Pusaka

Ternyata Benda Pusaka yang Hilang di Museum Lapawawoi Bone Diambil Pengelola Sendiri

Ia bekerja di museum sejak zaman almarhum Andi Mappasissi selaku Kepala Museum Saoraja Lapawawoi.

Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/kasdar
Museum Lapawawoi Bone (foto-kasdar). 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Sejumlah benda pusaka Museum Lapawawoi Bone hilang rupanya diambil oleh pengelola museum.

Ia adalah Andi Baso Bone dan Budi Santoso.

Budi Santoso selama ini bekerja sebagai Kurator atau pemandu tamu.

Ia bekerja di museum sejak zaman almarhum Andi Mappasissi selaku Kepala Museum Saoraja Lapawawoi.

Budi Santoso tidak setuju jika pemberitaan di media adanya pencurian barang Museum Saoraja Lappawawoi.

Selain itu, dirinya mengaku bekerja di museum Saoraja Lapawawoi sejak tahun 1994," ungkapnya, Selasa (18/01/2022).

Lalu ia berhenti saat ahli waris Andi Mappasissi meninggalkan museum, Minggu (16/1/2022) lalu.

Budi Santoso membenarkan dirinya membuka secara paksa pintu belakang museum.

Menurutnya ia telah meminta kunci kepada petugas museum Lapawawoi namun tidak pernah diberikan.

“Kunci itu sudah saya minta berkali-kali namun tidak ada yang menggubris," ucapnya.

Sehingga dirinya berinisiatif mengangkat barang-barang di Museum Lapawawoi yang diklaim miliknya.

Beberapa benda bersejarah di Museum Saoraja Lapawawoi tidak diambil Budi Santoso dan Andi Baso Bone.

Diantaranya, stempel kerajaan Bone 40 buah, besi sikoi, lanraseng Manurung beserta palunya milik Laummasa.

Ada juga perisai panjang milik Laummasa, perisai bulat peninggalan Bangsa Inggris, silsilah kerajaan, alat tenun, gerabah, beberapa lemari, alat-alat tangkapan ikan tradisional, miniatur Pinisi.

Diantara benda tersebut ini yang diakui Budi Santoso bukan milik Andi Mappasissi Petta Awangpone.

Yakni, stempel kerajaan Bone 40 buah, besi sikoi, lanraseng Manurung beserta palunya milik Laummasa, perisai panjang milik Laummasa, perisai bulat peninggalan Bangsa Inggris, dan silsilah kerajaan.

“Adapun yang lainnya milik Petta Awangpone, saya tidak ambil karena dikhawatirkan rusak saat diangkat,” jelasnya. (*)

Laporan Kontributor Tribun Bone.com - Kasdar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved