Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Setelah Kios Disegel, Pedagang di Kanrerong Makassar Baru Mau Bayar Listrik

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Kanrerong akhirnya membayar tunggakan listrik yang telah ditagih Dinas Koperasi Kota Makassar. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
sanovra/tribuntimur.com
Suasana lampu temaram berpadu dengan pepohonan hijau di kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL/ PK5) Kanrerong Karebosi, Jl. R.A Kartini, Makassar, Sabtu (19/10/2019).Lampu hias ini menjadi daya tarik sendiri saat malam hari. Sebanyak 300 booth terpasang disisi selatan Lapangan Karebosi.Tempat ini merupakan lokasi aktivitas para PK5 yang direlokasi di Jl Mesjid Raya, Jl Sunu, dan Jl Pettarani. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Bahkan ada yang menggunakan elektronik hingga ribuan wattm

"Memang ada paling tinggi tagihannya sampai Rp800 ribu selama dua bulan karena alat elektroniknya banyak, sound saja itu dia pake sampai 2.000 watt, bel kulkas dan lainnya," tutur Fandi.

Tak hanya itu, juga banyak pedagang yang merubah meteran dan menaikkan watt ke lebih tinggi, padahal sesuai standar di kanrerong harus 450 watt

"Nah itu yang kita tagih lebih tinggi, tetapi menolak, dia ingin diratakan pembayarannya padahal dia lebih banyak menggunakan listrik," ungkapnya.

Menurut Fandi pihaknya telah meminta PLN untuk mengganti meteran dengan prabayar (token) hanya saja watt lebih tinggi minimal 900 watt

"Terlalu tinggi wattnya, pedagang juga menolak, dan sesuai standar harusnya 450 watt saja," jelasnya.

Kendati ada yang disegel, beberapa pedagang masih melakukan aktivitas jual beli di kawasan Kanrerong.

Adapun pedagang yang masih berjualan di lokasi tersebut adalah mereka yang telah melunasi pembayaran listriknya.

Saha satu pedagang yang ditemui Tribun Timur di lokasi, Suriani mengatakan ia masih tetap berjualan karena telah membayar listrik sesuai tagihan.

Tagihan listrik masing-masing los kata dia berbeda, tergantung pemakaian. 

"Kalau saya cuma bayar Rp172 ribu, sesuai tagihan," ucapnya.

Meski tak tahu pembayaran tersebut untuk tunggakan listrik berapa lama, tetapi ia bersyukur selama ini sudah diberi subsidi listrik oleh Pemerintah Kota Makassar.

"Lumayanmi itu kalau dua tahun dibayarakan, memang banyak yang tidak mau bayar, tapi saya kubilang ini kewajibanta tidak mungkin pemerintah mau subsidi terus, kita sudah dikasi tempat gratis untuk menjual di sini," bebernya.

Suriani menyampaikan, mulanya ia berdagang di kawasan Pantai Losari, hanya saja ia direalokasi ke Kanrerong, tempat yang telah disediakan pemerintah.

Penghasilan kotor tiap hari selama di Kanrerong bervariasi, mulai dari Rp100 hingga Rp200 ribu.  (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved