Tribun Timur
Bermodal Rp 50 Ribu Hasil Jual Kursi, Penjual Kerupuk di Gowa Kini Hidupi 12 Karyawan, Omzet Jutaan
Habibah perempuan paruh baya ini merupakan warga Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memulai usaha jual kerupuk di tahun 1992
Di sisi lain, kemampuan Habibah dan Suardi dalam hal menggoreng memang tak diragukan lagi.
Bisa saja, kerupuk yang kalian beli di toko klontong atau perumahan perumahan di Makassar, Gowa, Takalar, Maros dan sekitarnya dibeli dari Habibah.
Pasalnya, ia sudah punya beberapa kurir motor yang berkeliling menjajakan berbagai varian kerupuk dari Habibah.
Wajar saja, omzet nya kini Rp 3 juta hingga 5 juta dalam sehari.
Tak hanya sukses untuk dirinya dan keluarga. Ia juga memberdayakan orang di sekitarnya dengan menjadikan mereka karyawan.
Tugas karyawan tersebut ialah mengemas kerupuk-kerupuk itu dengan rapi agar tak melempem dan tetap gurih.
"Ada juga tujuh orang yang setiap hari mereka bantu saya kasih masuk di pelastik itu kerupuk," kata Habibah pada jurnalis tribun-timur.com beberapa waktu lalu.
Selain tujuh karyawan yang bertugas mengemas kerupuk, Habibah juga memperkerjakan lima orang kurir. Total pekerja Habibah kini sebanyak 12 orang. Mereka masing-masing mendapatkan THR di momen hari raya di luar hari gaji harian.
"Khusus kuris saya yang siapkan motornya. Tapi mereka bukan saya yang gaji langsung. Sistemnya harga kerupuknya hanya Rp 4 ribu terus mereka jualmi Rp 5 ribu atau Rp 6 ribu. Jadi untungnya kurir di situ," beber Habibah.
Saat ini, Habibah mengaku mimpinya satu per satu terwujud. Ia sudah punya beberapa aset berupa tanah.
Di tahun 2022 Habibah berencana untuk ekspansi di Kabupaten Maros dan daerah lain yang dianggap punya peluang.
Baca juga: Cerita Nasabah Inspiratif di Gowa, Usaha Kerupuk Melejit Berkat Bantuan Pendanaan BTPN Syariah
Dibantu BTPN Syariah
Melihat kesuksesan Habibah dan suami, ternyata ada peran pihak lain juga.
Tepat empat tahun lalu, Habibah dan suaminya merasa bisnis kerupuk yang dibangun sejak tahun 1992 tidak maju-maju.
Jumlah produksinya paling mentok di lima bal. Itupun hanya tiga sampai empat kali seminggu menggoreng lalu dikemas berdua dengan suaminya.