Tribun Timur
Bermodal Rp 50 Ribu Hasil Jual Kursi, Penjual Kerupuk di Gowa Kini Hidupi 12 Karyawan, Omzet Jutaan
Habibah perempuan paruh baya ini merupakan warga Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memulai usaha jual kerupuk di tahun 1992
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Tak ada kata tidak mungkin, jika kita berani memulai.
Tapi ingat, bukan sekadar memulai tetapi juga mesti konsisten.
Seperti yang dilakukan dengan gigih oleh Habibah (53).
Perempuan paruh baya ini merupakan warga Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sudah 29 tahun ia menjalani bisnis jual kerupuk Ia menggoreng hingga mengemas kerupuk lalu dijual.
Kerupuk mentah sendiri ia beli di toko Cina tak jauh dari rumahnya.
Ia memulainya di tahun 1992 saat sang suami Suardi (52) memutuskan keluar dari pabrik kerupuk.
Berbekal kemampuan menggoreng itu, penuh percaya diri memulai usaha kecil-kecilannya yakni jualan kerupuk.
Pasangan suami istri ini mengawali bisnis jual kerupuk dengan modal Rp 50 ribu.
Meski modal 'hanya' Rp 50 ribu, uang itu diperoleh dengan sedikit drama.
Yah, Habibah dan Suardi harus merelakan kursi kayu satu-satunya. Hanya kursi itu yang punya nilai jual saat itu.
Bermimpi punya kehidupan lebih baik, anak-anak bisa sekolah, Habibah dan suami rela melakukan apapun. Termasuk usajanya jatuh bangun, kerupuknya tak laku dan lain sebagainya.
Kini, pasangan ini mulai memanen apa yang ditanamnya. Usaha kerupuknya kian melejit.
Reseller kerupuknya sudah menyebar di mana-mana, bisa dibilang hampir semua kabupaten di Sulsel.
Teknik menggoreng yang renyah, menggunakan kayu bakar adalah rahasianya.